TUNTUNAN SHALAT menurut Al-Qur'an & As-Sunnah 8
By Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
8. Hal-hal Yang Diperbolehkan Dalam Shalat
1. Membetulkan bacaan imam. Apabila imam lupa ayat tertentu maka makmum boleh mengingatkan ayat tersebut kepada imam. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar :
|
"Bahwa Nabi
Shallallaahu alaihi wasallam shalat, kemudian beliau membaca suatu ayat, lalu
beliau salah dalam membaca ayat tersebut. Setelah selesai shalat beliau
bersabda kepada Ubay, 'Apakah kamu shalat bersama kami?', ia menjawab, 'Ya',
kemudian beliau bersabda, 'Apakah yang menghalangi-mu untuk membetulkan
bacaanku'." (HR.
Abu Daud, Al-Hakim dan Ibnu Hibban, shahih)
2. Bertasbih
atau bertepuk tangan (bagi wanita) apa-bila terjadi sesuatu hal, seperti ingin
menegur imam yang lupa atau membimbing orang yang buta dan sebagainya. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Barangsiapa
terjadi padanya sesuatu dalam shalat, maka hendaklah bertasbih, sedangkan
bertepuk tangan hanya untuk perempuan saja." (Muttafaq 'alaih)
3. Membunuh
ular, kalajengking dan sebagainya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam:
|
"Bunuhlah kedua
binatang yang hitam itu sekalipun dalam (keadaan) shalat, yaitu ular dan
kalajengking."
(HR.
Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, shahih)
4. Mendorong
orang yang melintas di hadapannya ketika shalat. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Apabila salah
seorang di antara kamu shalat meng-hadap ke arah sesuatu yang menjadi pembatas
baginya dari manusia, kemudian ada yang mau melintas di hadapannya, maka
hendaklah dia mendorongnya dan jika dia memaksa maka perangilah (cegahlah dengan
keras). Sesungguhnya (perbuatannya) itu adalah (atas dorongan) syaitan." (Muttafaq 'alaih)
5. Membalas
dengan isyarat apabila ada yang me-ngajaknya bicara atau ada yang memberi salam
kepadanya. Dasarnya ialah hadits Jabir bin Abdullah :
|
"Dari Jabir bin
Abdullah , ia berkata, 'Telah mengutus-ku Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam sedang beliau pergi ke Bani Musthaliq. Kemudian beliau saya temui
sedang shalat di atas onta-nya, maka saya pun berbicara kepadanya. Kemudian
beliau memberi isyarat dengan tangannya. Saya ber-bicara lagi kepada beliau,
kemudian beliau kembali memberi isyarat sedang saya mendengar beliau membaca
sambil memberi isyarat dengan kepalanya. Ketika beliau selesai dari shalatnya
beliau bersabda, 'Apa yang kamu kerjakan dengan perintahku tadi? Sebenarnya
tidak ada yang menghalangiku untuk bicara kecuali karena aku dalam keadaan
shalat'." (HR.
Muslim)
Dari Ibnu
Umar, dari Shuhaib , ia berkata: "Aku telah melewati Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam ketika beliau sedang shalat, maka aku beri salam kepadanya,
beliau pun membalasnya dengan isyarat." Berkata Ibnu Umar: "Aku tidak
tahu terkecuali ia (Shuhaib) berkata dengan isyarat jari-jarinya." (HR. Abu Daud,
At-Tirmidzi, An-Nasai, dan selain mereka, hadits shahih) Dari sini dapat kita ketahui, bahwa isyarat itu terkadang dengan tangan atau dengan anggukan kepala atau dengan jari.
6. Menggendong bayi ketika shalat. Hal ini berdasar-kan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Dari Abu
Qatadah Al-Anshari
berkata, 'Aku melihat Nabi Shallallaahu alaihi wasallam mengimami shalat
sedangkan Umamah binti Abi Al-'Ash, yaitu anak Zainab putri Nabi Shallallaahu
alaihi wasallam berada di pundak beliau. Apabila beliau ruku', beliau
meletak-kannya dan apabila beliau bangkit dari sujudnya beliau kembalikan lagi
Umamah itu ke pundak beliau." (HR. Muslim)
7. Berjalan
sedikit karena keperluan. Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallaahhu anha:
|
"Dari Aisyah
radhialaahu anha, ia berkata, 'Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam sedang
shalat di dalam rumah, sedangkan pintu tertutup, kemudian aku datang dan minta
dibukakan pintu, beliau pun berjalan menuju pintu dan membukakannya untukku,
kemudian beliau kembali ke tempat shalatnya. Dan terbayang bagiku bahwa pintu
itu menghadap kiblat." (HR.
Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits hasan)
8. Melakukan
gerakan ringan, seperti membetulkan shaf dengan mendorong seseorang ke depan
atau menarik-nya ke belakang, menggeser makmum dari kiri ke kanan, membetulkan
pakaian, berdehem ketika perlu, menggaruk badan dengan tangan, atau meletakkan
tangan ke mulut ketika menguap. Hal ini berdasarkan hadits berikut:
|
"Dari Ibnu Abbas
, ia berkata, 'Aku pernah menginap di (rumah) bibiku, Maimunah, tiba-tiba Nabi
Shallallaahu alaihi wasallam bangun di waktu malam mendirikan shalat, maka aku
pun ikut bangun, lalu aku ikut shalat bersama Nabi Shallallaahu alaihi
wasallam, aku berdiri di samping kiri beliau, lalu beliau menarik kepalaku dan
menempatkanku di sebelah kanannya."
(Muttafaq 'alaih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar