40 CARA MENGATASI MASALAH ( PART-3 )
Enam belas
Ingat kematian, kubur, dan hari kiamat
Instropeksi diri sendiri sekarang menjadi suatu barang yang sangat langka di kerjakan oleh manusia terlebih pada zaman ini, dan manakala turun sebuah musibah baru dirinya menghadap kepada Allah Azza wa jalla dengan hatinya, setelah itu ia sadar bahwa dirinya sangat kurang sekali pada sisi ini (untuk mengoreksi diri sendiri), sedangkan akalnya mengetahui bahwa kehidupannya yang di inginkan yaitu kehidupan yang bahagia dan tentram namun dirinya sadar bahwa itu sangat pendek, tatkala musibah membesar maka perkaranya menjadi jelas kelihatan, kalau kehidupan tersebut sangat kecil sekali di depan kematian dan sakratul maut, oleh karena itu jika dirinya ingat kematian maka perkaranya menjadi ringan dan akan menjadikan dirinya zuhud terhadap dunia, musibah menjadi terasa ringan dan mudah, terbayang pada dirinya apa yang akan di alaminya nanti pada keadaan yang lebih hebat dan dahsyat dari musibah yang di alaminya, yaitu pada hari kiamat ketika semua di nampakan di hadapan Allah Azza wa jalla.
Orang-orang beriman mereka adalah orang-orang yang paling sabar ketika mendapat musibah, teguh di dalam kesulitan yang di hadapinya, ridho terhadap rasa sakit yang di rasakanya, karena mereka tahu kalau umur dunia ini sangatlah pendek di banding dengan kehidupan akhirat nanti yang kekal abadi, mereka tidak rakus untuk menjadikan dunia ini sebagai surga sebelum surga yang sebenarnya pada hari akhir nanti.
Tujuh belas
Berusaha mencari keridhoan Allah Azza wa jalla
Ini adalah perkara yang besar, yang sebagian orang telah lalai darinya, terkadang masalahnya bisa di temukan jalan keluar namun di dalamnya ada perkara yang samar atau yang makruh, atau pada asalnya memang sudah tidak di bolehkan, seperti halnya, dirinya langsung mengutamakan ridho atasanya pada perkara yang haram, atau seorang istri lebih mencari ridho suaminya pada suatu hal yang di haramkan. sedangkan Allah Subhanahu wa ta'ala murka pada orang yang mencari ridho makhlukNya dari pada ridhoNya. Hal sebagaimana yang di katakan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah sabdanya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:"من التمس رضا الله بسخط الناس كفاه الله مؤونة الناس ومن التمس رضا الناس بسخط الله وكله الله إلى الناس" [رواه الترمذي].
"Barangsiapa yang mencari ridho Allah dengan kemarahan manusia maka Allah akan mencukupkan dirinya dari manusia, dan barangsiapa yang mencari ridho manusia dengan kemurkaan Allah maka Allah akan serahkan urusanya pada manusia". HR Tirmidzi.
Oleh sebab itu hendaknya kita berusaha di dalam mencari jalan keluar dan gagasan atau ide bukan sesuatu yang di dalamnya ada yang di haramkan, sama saja apakah itu menzalimi dirinya sendiri atau yang mengakibatkan kepada keharama Allah Ta'ala atau juga menzalimi orang lain dengan membuang hak-haknya mereka, maka tidak pernah di temukan adanya kebahagian di dalam maksiat kepada Allah Azza wa jalla.
Delapan belas
Sebisa mungkin hindari dahulu menggunakan badan hukum, seperti polisi atau pengadilan, selagi perkaranya bisa di selesaikan secara kekluargaan
Yang namanya problem manusia itu berbeda-beda, dan di dalam menghadapinya, kalau sudah dengan cara yang bagus, sabar dan tenang, tidak tergesa-gesa, sebetulnya sudah cukup untuk bisa mencari solusi dan menyelesaikan masalahnya, oleh karena itu hendaknya tidak berpikiran sebisa mungkin untuk segera mengangkat masalahnya pada badan hukum resmi, sehingga menjadikan pikiran tambah kalut, hati menjadi terasa sempit dan menambah permusuhan. Bahkan terkadang bisa jadi masalah tambah menjadi besar, kejelekanya tambah meluas, dan menambah panjang masalahnya, maka hendaknya menggunakan badan hukum sebagai akhir solusi ketika sudah buntu tidak menemukan cara yang lain, tentunya setelah memasukan orang ketiga yang bisa sebagai wasilah, dan setelah mengingatkan akan Allah Azza wa jalla supaya takut kepadaNya. Karena sebagian perkara terkadang solusinya ada melalui cara syar'i yang di dalamnya menjaga hak-hak masing-masing orang, khususnya jika salah satu di antara yang bermusuhan penyebabnya karena sombong, atau bodoh, melanggar haknya, iri atau dengki.
Sembilan belas
Bertutur kata yang lembut dan mempunyai tata krama dalam memberi dan mengambil
Sebuah permasalahan bisa terkalahkan bersama dengan cara yang bagus dalam mengatasinya, meringankan kejadianya dan meredam agar tidak memuncak, melihat setiap sisi yang ada dalam masalah tersebut dengan kacamata nyata bukan khayalan di barengi dengan memunculkan kebaikan-kebaikan yang ada dan menutup hal-hal yang negative, dalam contoh seperti ini sangat di perlukan ketika sedang dalam masalah rumah tangga antara suami dan istri, atau juga dalam masalah hubungan dengan saudara karib kerabat, teman sejawat atau ketika masalah itu terjadi bersama dengan tetangga. Karena hubungan bersama dengan orang-orang yang tadi, hubunganya panjang dan akan terus berlanjut, jadi jangan sampai hubungan tersebut di di koyak-koyak dengan tingkah laku yang buruk pada mereka atau di koyak dengan kalimat yang melukai persaannya. Namun wajib bagi dirinya untuk menjaga hubungan tersebut dengan baik. Perhatikan baik-baik firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut ini:
قال الله تعالى: وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ } [سورة آل عمران : 134]
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". QS al-'Imran: 134.
Dalam ayat di atas di sebutkan supaya perkaranya berkesinambungan mulai dari tingkatan bawah yaitu menahan amarahnya kemudian memaafkan kesalahan orang tersebut dan setelah itu naik lagi dengan berbuat baik kepadanya. Barangsiapa yang melakukan salah satu dari tiga cabang yang terpuji ini maka dirinya akan mendapati dampak yang luar biasa besarnya, lalu apa kiranya jika sampai ada orang yang di beri taufik oleh Allah Ta'ala untuk bisa melakukan semua cabang tersebut?!.
Dua puluh
Menambah wawasan bagaimana cara menyelesaikan sebuah masalah
Jika kepala di hadapkan dengan sebuah kapak, sebagaimana ada sebuah ungkapan sesorang supaya cepat untuk memperbaik sebelum ketinggalan dan keburu pergi, maka sebaik-baik bekal yang bisa menambah ilmu dan amal adalah kembali kepada Al-Qur'an dan Sunah NabiNya Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Di dalam buku-buku Islam atau juga dalam kaset-kaset ceramah agama ada begitu banyak cara yang di sebutkan dalam maslah ini, ia bagaikan sebuah obat yang manjur dengan izinnya Allah untuk mengatasi berbagai macam bentuk problematika yang ada, dan sekarang alhamdulilah took kaset dan buku sangat banyak bertebaran, dengan judul yang berbeda-beda, seperti misalnya kaset atau buku yang membahas tentang hubungan keluarga antara suami dan istri, atau bagaimana cara mendidik anak, atau bagaimana menjalin hubungan dengan kerabat, dan lain sebagainya, yang banyak sekali untuk di sebutkan satu persatu.
Dua puluh Satu
Banyak berdo'a dan merendahkan diri kepada Allah Azza wa jalla
Tidak sampai kita di hampiri yang namanya kesedihan kesusahan melainkan di sebabkan oleh banyaknya dosa-dosa yang kita lakukan, hal itu persis sekali sebagaimana yang Allah Azza wa jalla firmankan dalam kitabNya yang suci, Allah berfirman:
قال الله تعالى: { فَكُلًّا أَخَذۡنَا بِذَنۢبِهِۦۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ أَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِ حَاصِبٗا وَمِنۡهُم مَّنۡ أَخَذَتۡهُ ٱلصَّيۡحَةُ وَمِنۡهُم مَّنۡ خَسَفۡنَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ وَمِنۡهُم مَّنۡ أَغۡرَقۡنَاۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظۡلِمَهُمۡ وَلَٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ ٤٠ } [سورة العَنكَبُوتِ: 40]
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri". QS al-'Ankabut: 40.
Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: { وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٖ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖ ٣٠ } [سورة الشُّورَىٰ: 30]
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)". QS asy-Syuura: 30.
Lihatlah Muhammad bin Sirin ini berkata tatkala dirinya di tagih hutang, maka dirinya sadar dengan mengatakan: "Sesungguhnya saya tahu kalau kesulitan ini di sebabkan dosa yang saya lakukan empat puluh tahun yang lampau".
Berapa banyak yang telah kita lampaui aturan Allah Ta'ala tersebut, betapa banyak dosa dan maksiat yang sudah kita lakukan, namun Allah Subhanahu wa ta'ala masih saja menyayangi kita dan memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahan kita, mana kala orang itu kondisinya dalam keadaan lemah tatkala di timpa musibah, maka di bukankan baginya pintu kembali dan taubat kepada Allah Ta'ala, dan ingatlah bahwa sesungguhnya Allah Azza wa jalla Maha menerima taubat dari para hambaNya dan mengampuni dari kesalahan-kesalahanya. Ada sebuah kata-kata mutiara yang patut kita camkan, di katakan: "Tidaklah bencana itu turun melainkan dengan sebab dosa yang telah di kerjakan, dan tidak mungkin bencana itu hilang melainkan dengan taubat kepada Allah Azza wa jalla".
Dua puluh dua
Jangan menganggap ringan dalam masalah usil dengan orang lain
Setiap muslim mengetahui kalau menyakiti orang lain lebih khusus lagi kalau menyakitnya dengan ucapan yang jelek dan tuduhan keji, bahwa itu adalah sesuatu yang sebenarnya tidak banyak merugikan dirinya, namun yang merugikan mereka yaitu khususnya jika kamu tahu ucapan yang sangat indah dari Imam Syafi'i yang mana beliau pernah mengatakan: "Barangsiapa yang menyangka bahwa dirinya bisa selamat dari celaan orang lain maka dia adalah orang yang gila, karena ada orang yang mengatakan: "Bahwa Allah itu adalah tiga tapi jadi satu (aqidah trinitasnya orang Kristen.pent), ada lagi yang mengatakan kalau Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah tukang sihir dan orang gila, lantas apa pendapatmu dengan yang lebih rendah dari Allah Ta'ala dan Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam (tentu lebih tidak selamat lagi dari celaan orang)".
Kedudukan Rububiyah (ke Tuhanan.pent) saja masih tidak selamat dari ucapan dan tudahan keji, begitu juga kedudukan kenabian tidak bisa selamat dari kata-kata kotor dan keji, lalu apa jadinya dengan pembicaraan dan ucapan orang lain terhadapmu, maka itu lebih mungkin lagi terjadi. Oleh karena itu peganglah do'a ini:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "اللهم اكفينهم بما شئت".
"Ya Allah cukupkanlah hamba (dari kejelakan mereka) dengan yang Engkau kehendaki".
Barangsiapa yang mau menjaga lisannya maka Allah Subhanahu wa ta'ala akan memuliakan dirinya dengan ganjaran dan pahala terlebih kalau mau menjaga lisannya pada perkara mengejek orang lain, atau menggunjing mereka atau membeberkan rahasia mereka pada orang banyak atau yang lainnya. Dan kabar gembira baginya dengan kebaikan yang akan di hadiahkan kepadanya sedangkan dirimu sudah lupa tidak teringat apa-apa lagi, kecuali nanti ketika di bagikan catatan amalan kamu baru teringat hal tersebut, pada hari yang sangat agung yaitu hari kiamat. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam memberi nasehat yang sangt agung pada kita semua dengan sebuah sabdanya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:"أمسك عليك لسانك، وليسعك بيتك، وابك على خطيبتك" [رواه الترمذي ]
"Jagalah lisanmu, dan lindungi rumahmu, menangislah kamu dari kesalahan yang telah kamu perbuat". HR Tirmidzi.
Dua puluh tiga
Segera mendatangi sholat berjamaah
Di dalam sholat ada ketenangan jiwa dan ketentraman bagi pikiran, sholat merupakan pintu dari pintu-pintu yang denganya bisa membantu untuk menghilangkan dan menutup penatnya dunia. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ } [سورة البقرة : 45]
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu". QS al-Baqarah: 45.
Adalah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepada Bilal: "Wahai Bilal berilah kita waktu jeda (dari kesibukan dunia) dengan sholat".
Di dalam sholat kita bisa mengeluarkan keluh kesah dan gundah kelana yang sedang kita rasakan kepada Allah Azza wa jalla ketika kita sedang sujud, menunjukan kepasrahan dan ketundukan di hadapanNya, sungguh di dalam sholat ada kenikmatan yang besar, di mulai dari berwudhu kemudian sholat, ketika engkau berdiri untuk sholat maka tidak ada lagi penghalang tabir antara dirimu dan Allah Azza wa jalla. Sesungguhnya sholat merupakan nikmat yang agung sebagai penengah antara problematika dan kesedihan, rasa bahagia dan senang mana kala bermunajat kepada Rabb alam semesta untuk memotong sulitnya kehidupan di dunia ini.
Dua puluh empat
kabar gembira dengan pahala yang besar
Allah Ta'ala telah menjanjikan pahala dan ganjaran yang besar, akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahan-kesalahannya, bagi siapa saja yang sedang di timpa kesedihan, kesusahan, dan kegalauan. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman tentang orang-orang yang sedang di rundung musibah:
قال الله تعالى: إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ} [سورة الزمر : 10]
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". QS az-Zumar: 10.
Dalam sebuah hadits Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:"ما يصيب المؤمن من وصب ولا نصب ولا هم ولا حزن ولا غم ولا أذى حتى الشوكة يشاكها إلا كفر الله بها من خطاياه" [متفق عليه].
"Tidaklah seorang mukmin itu di timpa rasa sakit, tidak pula cobaan, kesedihan, kesusahan dan kegalauan, tidak juga musibah sampai duri yang di injaknya melainkan Allah akan menghapus dengan sebab itu dari kesalahan-kesalahanya". Mutafaq'alaihi.
Ketika Ummu Ibrahim yang ahli ibadah itu di tabrak seekor kuda sampai mematahkan salah satu kakinya sehingga para tetangganya datang untuk menjenguknya, dia mengatakan: "Kalau lah sekiranya tidak ada cobaan di dunia ini, tentulah kita akan meninggalkan dunia ini bagaikan orang yang bangkrut".
Tatkala tali sendalnya Khalifah Umar bin Khatab semoga Allah meridhoinya putus maka beliau mengucapkan kalimat istirjaa' sambil mengatakan: "Setiap sesuatu yang jelek maka itu merupakan musibah bagimu"
Berkata Ibnu Abi Dunya: "Mereka (para salaf) mengharap ketika terkena demam semalaman, supaya bisa menghapus dosa-dosanya yang telah lampau".
Imam Nawawi mengatakan di dalam kitabnya syarh Shahih Muslim ketika menjelaskan sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:"ما من مسلم يشاك بشوكة فما فوقها، إلا كتب له بها درجة ومحيت عنه بها خطيئة" وفي رواية: "إلا رفعه الله بها درجة، أو حط عنه خطيئة".
"Tidaklah seorang muslim terkena duri atau yang lebih besar (dari duri), melainkan di tulis (supaya) di naikan satu derajat baginya dan di hapus dengan sebab itu kesalahannya". Dalam riwayat yang lain: "Melainkan Allah Ta'ala akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahanya".
Beliau, Imam Nawawi mengatakan: "Di dalam hadits-hadits ini sebagai kabar gembira yang agung bagi kaum muslimin, sesungguhnya walaupun sedikit saja ada salah seorang muslim yang tertimpa dari perkara-perkara ini, maka di dalamnya ada penghapus dosa dan kesalahan, baik itu dengan penyakit, cobaan, musibah dunia dan kesedihannya, walaupun hanya sedikit yang dia rasakan".
Dua puluh lima
Mengetahui bahwa musibah yang di alaminya bukan yang terbesar
Bencana dan musibah itu biasanya jenis dan tingkatanya pasti berbeda-beda dan setiap jenisnya sesuai dengan kondisi yang ada, namun ada bencana yang paling besar yaitu bencana yang menimpa di dalam agama seseorang, ia merupakan bencana yang paling besar yang ada di dunia ini, sedangkan di akhirat nanti ia akan menjadi bumerang baginya, orang yang terkena musibah di dalam agamanya seperti halnya kerugian yang tidak ada kesempatan untuk bisa untung lagi setelahnya, mengharamkan sesuatu yang seharusnya tidak di inginkan bersamanya. Dan mengherankan sekali kalau ada seorang wanita yang merasa sedih, susah dan gundah mana kala di tinggal oleh suaminya untuk menikah lagi, sedangkan beberapa bulan sebelum kejadian tersebut dia memasukan kerumahnya televisi lengkap dengan parabolanya, yang isinya pebuh dengan kemungkaran, namun dirinya tidak merasa sedih dan khawatir seperti halnya tatkala di tinggal suaminya menikah lagi, sedangkan suami menikah lagi adalah perkara yang di bolehkan dalam agama, Subhanallah (Maha Suci Allah) Yang Maha Agung ketika fitrah manusia sudah terbolak-balik.
Dua puluh enam
Memperhatikan nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang lainnya
Termasuk sebab terbesar untuk meringankan musibah yang menimpa, yaitu seseorang merasakan nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang telah di berikan kepadanya, ada nikmat hidup, di mana dirinya masih bisa sholat, beristighfar dan berpuasa. Ada lagi nikmat kedua kaki yang bisa ia gunakan untuk berjalan tanpa harus menggunkan kursi roda. Ada lagi nikmat yang lain yaitu di beri dua tangan, dua mata dan nikmat-nikmat yang lainnya, di banding dengan orang yang mengalami lumpuh mau pun buta, begitu seterusnya.
Berkata sebagian ulama salaf: "Mengingat nikmat-nikmat Allah akan melahirkan kecintaan kepada Allah Ta'ala". Ketika ada seseorang melihat di tangan Muhammad bin Waasi' bisul yang bernanah maka dirinya kaget terperanjat, lalu Muhammad bin Waasi' berkata padanya: "Alhamdulillah (saya masih bersyukur) yang mana Allah Ta'ala tidak menjadikan (penyakit ini) di lidahku, tidak juga di ujung kedua mataku ini".
Ada seorang laki-laki yang datang kepada Yunus bin Abid mengadu padanya keadaan dirinya yang selalu saja susah mencari penghidupan, berharap dirinya mendapat bantuan atau saran dari beliau, Yunus bin Abid mengatakan: "Maukah kedua matamu itu saya ganti dengan seratus ribu dirham? Dia cepat menjawab: "Tentu tidak, ya Syaikh? Beliau bertanya lagi: "kalau begitu kedua telingamu? Lidahmu? Akal pikiranmu? Dia pun tetap tegas menjawab: "Tentu tidak mau". Lantas beliau menyebut beberapa nikmat Allah Ta'ala lainya yang telah di berikan padanya, kemudian Yunus bin Abid berkata padanya: "Sekarang kamu mempunyai puluhan ribu juta dan kamu masih saja mengeluh masih kekurangan?!
Sesungguhnya seseorang jika selalu mengingat nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang telah di berikan padanya, mana kala dirinya sedang di rundung musibah, maka perkaranya akan menjadi ringan, musibah pun terasa enteng di pikul di atas pundaknya, sehingga pada akhirnya menjadikan dirinya bersyukur kepada Allah Ta'ala dan terasa ringan beban musibah yang di alaminya.
Dua puluh tujuh
Ketika mengambil keputusan, timbang baik buruknya secara matang
Yaitu dengan cara menggabungkan semua hasil dari sisi negatif dan postifnya, dengan menjadikan pada setiap solusi ada sisi posotifnya dan sisi negatifnya lalu di tulis di atas kertas, dengan membuat skema menjadi seratus persen antara sisi positif dan negatifnya. Kemudian setelah itu menimbang angka nominal yang di dapat dengan berusaha sebisa mungkin untuk mengurangi sisi negatifnya karena terkadang dampak yang akan di dapat adalah untuk masa depannya. Sehingga kita bisa keluar dari masalah tersebut dengan solusi yang tepat dengan hasil dan dampak posotif yang sesuai.
Dan gambaran untuk lebih mudahnya, di sini saya buat perumpamaan masalah yang terjadi dalam rumah tangga, ketika seorang perempuan terjadi masalah antara dirinya dengan suaminya, maka di sini bisa keluar dari masalah tersebut dengan beberapa solusi yang ada:
Cara pertama: Memilih untuk keluar dari rumahnya menuju rumah orang tuanya. Sisi positifnya misalkan tujuh puluh sedangkan sisi negatifnya tiga puluh.
Cara kedua: Mengasih tahu mertuanya, misalkan atau imam masjid tentang kejadiannya melalui suaminya. Dalam solusi ini misalkan sisi positifnya lima pula, sisi negatifnya juga lima puluh.
Cara ketiga: Memilih untuk bersabar dan berusaha untuk mencari solusi yang lainya. Misalkan sisi positifnya delapan puluh dan sisi negatifnya dua puluh.
Pada kasus seperti di atas, dengan di buat skema seperti tadi maka akan menjadi jelas, dan yang paling sedikit membawa madharat untuk melepas masalah tersebut adalah solusi yang terakhir, karena dampak negatifnya paling sedikit. Maka dengan itu dia memutuskan untuk mengambil cara tersebut.
Dua puluh delapan
Memasukan orang ketiga untuk di mintai pendapatnya
Sebagian kejadian atau masalah terkadang di butuhkan masuknya orang ketiga yang tepat untuk bisa mengatasi masalah tersebut, seperti contoh misalnya seorang perempuan yang mempunyai suami yang tidak mau sholat di masjid bersama jama'ah, termasuk salah satu solusi yang paling sesuai pada kasus besar yang semacam ini adalah memasukan orang ketiga yang tidak lain yaitu imam masjid, untuk bisa menyelesaikan masalah suaminya yang tidak mau sholat di masjid, yaitu dengan mengundang imam masjid datang kerumahnya dan bertamu pada suaminya dengan pembicaraan ringan yang berkaitan dengan masalah sholat. Sedangkan dalam masalah yang lain, seperti dalam mendidik anak, maka bisa memasukan orang ketiga dari pihak saudara dekat maupun guru sekolahnya, demikian seterusnya.
Dan perlu di ingat di sini, bahwa ketika sudah memasukan orang ketiga maka masukan dia pada pokok masalahnya, dengan membicarakan bersama mereka pada akar masalahnya saja, dengan artian jangan sampai pembicaraanya melampaui batas sehingga masuk pada perkara lain atau masuk pada permasalahan yang sudah usang, begitu seterusnya. Namun membicarakan hal-hal yang positif sehingga bisa sebagai pintu masuk yang berada ditengah-tengah solusi.
Dua puluh Sembilan
Berusaha mencari sebab munculnya masalah
Biasanya sebuah masalah itu tidak datang begitu saja secara tiba-tiba namun pasti ada penyebab yang muncul sebelumnya sampai terjadi masalahnya. Dari sisi pendidikan misalkan, tidak mungkin seorang anak remaja baik putra maupun putri bisa tiba-tiba menyeleweng pada pergaulan yang tidak benar dalam sehari semalam, namun pasti di sertai adanya tahapan sampai pada tingkah laku yang seperti itu baik tahapannya itu panjang maupun pendek, di tambah lagi dengan adanya alat atau penyebab yang menjadikan remaja itu menjadi menyeleweng, sepert teman yang buruk misalkan, atau saluran televisi, atau bisa juga telepon atau hp, dan lain sebagainya. Oleh karena itu termasuk sarana untuk mengatasi sebuah masalah adalah mengetahui pangkal akar masalahnya, dan mengatasinya dengan cara yang sempurna bukan sedikit demi sedikit atau bertahap dengan waktu saja, terkadang mengatasinya itu bisa memanjang sesuai dengan gerak langkahnya dan sesuai dengan solusi yang di pilihnya serta membekas atau tidaknya hal tersebut, demikian juga sesuai dengan kepribadian anak yang menyeleweng tersebut, dan sebab-sebab yang lainya.
Tiga puluh
Menjaga lisan
Sebagian masalah muncul dan yang menjadi bahan bakarnya adalah lisan, terkadang menyampaikan ucapan seseorang pada pihak lain, sedangkan perkaranya pada aslinya mudah namun hal itu menjadi penyebab munculnya sebuah masalah. Oleh karena itu gambaran tentang lidah yang harus di jauhi oleh seorang muslim ada pada beberapa perkara seperti ghibah (menggunjing), mengadu domba, bohong, dusta, mengolok-olok, mencibir, menghujat, mencela dan melaknat, ini harus di tinggalkan oleh seorang muslim, lantas bagaimana kalau seandainya hal itu menjadi penyebab munculnya sebuah masalah, dan dada terasa bergemuruh (mendengar ucapan yang dikatakannya)? Tidak mengapa sebetulnya bagimu namun terkadang orang lain terkena penyakit seperti di atas lalu keluar begitu saja tanpa bersalah dari lidahnya, maka yang terbaik bagi dirimu jangan terpancing dan jangan di gubris, bertawakallah kepada Allah Ta'ala dan memohon supaya di selamatkan dari keburukan lidahnya dan di jauhkan dari kejelekannya.
Sumber : www.islamhouse.com
Instropeksi diri sendiri sekarang menjadi suatu barang yang sangat langka di kerjakan oleh manusia terlebih pada zaman ini, dan manakala turun sebuah musibah baru dirinya menghadap kepada Allah Azza wa jalla dengan hatinya, setelah itu ia sadar bahwa dirinya sangat kurang sekali pada sisi ini (untuk mengoreksi diri sendiri), sedangkan akalnya mengetahui bahwa kehidupannya yang di inginkan yaitu kehidupan yang bahagia dan tentram namun dirinya sadar bahwa itu sangat pendek, tatkala musibah membesar maka perkaranya menjadi jelas kelihatan, kalau kehidupan tersebut sangat kecil sekali di depan kematian dan sakratul maut, oleh karena itu jika dirinya ingat kematian maka perkaranya menjadi ringan dan akan menjadikan dirinya zuhud terhadap dunia, musibah menjadi terasa ringan dan mudah, terbayang pada dirinya apa yang akan di alaminya nanti pada keadaan yang lebih hebat dan dahsyat dari musibah yang di alaminya, yaitu pada hari kiamat ketika semua di nampakan di hadapan Allah Azza wa jalla.
Orang-orang beriman mereka adalah orang-orang yang paling sabar ketika mendapat musibah, teguh di dalam kesulitan yang di hadapinya, ridho terhadap rasa sakit yang di rasakanya, karena mereka tahu kalau umur dunia ini sangatlah pendek di banding dengan kehidupan akhirat nanti yang kekal abadi, mereka tidak rakus untuk menjadikan dunia ini sebagai surga sebelum surga yang sebenarnya pada hari akhir nanti.
Tujuh belas
Berusaha mencari keridhoan Allah Azza wa jalla
Ini adalah perkara yang besar, yang sebagian orang telah lalai darinya, terkadang masalahnya bisa di temukan jalan keluar namun di dalamnya ada perkara yang samar atau yang makruh, atau pada asalnya memang sudah tidak di bolehkan, seperti halnya, dirinya langsung mengutamakan ridho atasanya pada perkara yang haram, atau seorang istri lebih mencari ridho suaminya pada suatu hal yang di haramkan. sedangkan Allah Subhanahu wa ta'ala murka pada orang yang mencari ridho makhlukNya dari pada ridhoNya. Hal sebagaimana yang di katakan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah sabdanya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:"من التمس رضا الله بسخط الناس كفاه الله مؤونة الناس ومن التمس رضا الناس بسخط الله وكله الله إلى الناس" [رواه الترمذي].
"Barangsiapa yang mencari ridho Allah dengan kemarahan manusia maka Allah akan mencukupkan dirinya dari manusia, dan barangsiapa yang mencari ridho manusia dengan kemurkaan Allah maka Allah akan serahkan urusanya pada manusia". HR Tirmidzi.
Oleh sebab itu hendaknya kita berusaha di dalam mencari jalan keluar dan gagasan atau ide bukan sesuatu yang di dalamnya ada yang di haramkan, sama saja apakah itu menzalimi dirinya sendiri atau yang mengakibatkan kepada keharama Allah Ta'ala atau juga menzalimi orang lain dengan membuang hak-haknya mereka, maka tidak pernah di temukan adanya kebahagian di dalam maksiat kepada Allah Azza wa jalla.
Delapan belas
Sebisa mungkin hindari dahulu menggunakan badan hukum, seperti polisi atau pengadilan, selagi perkaranya bisa di selesaikan secara kekluargaan
Yang namanya problem manusia itu berbeda-beda, dan di dalam menghadapinya, kalau sudah dengan cara yang bagus, sabar dan tenang, tidak tergesa-gesa, sebetulnya sudah cukup untuk bisa mencari solusi dan menyelesaikan masalahnya, oleh karena itu hendaknya tidak berpikiran sebisa mungkin untuk segera mengangkat masalahnya pada badan hukum resmi, sehingga menjadikan pikiran tambah kalut, hati menjadi terasa sempit dan menambah permusuhan. Bahkan terkadang bisa jadi masalah tambah menjadi besar, kejelekanya tambah meluas, dan menambah panjang masalahnya, maka hendaknya menggunakan badan hukum sebagai akhir solusi ketika sudah buntu tidak menemukan cara yang lain, tentunya setelah memasukan orang ketiga yang bisa sebagai wasilah, dan setelah mengingatkan akan Allah Azza wa jalla supaya takut kepadaNya. Karena sebagian perkara terkadang solusinya ada melalui cara syar'i yang di dalamnya menjaga hak-hak masing-masing orang, khususnya jika salah satu di antara yang bermusuhan penyebabnya karena sombong, atau bodoh, melanggar haknya, iri atau dengki.
Sembilan belas
Bertutur kata yang lembut dan mempunyai tata krama dalam memberi dan mengambil
Sebuah permasalahan bisa terkalahkan bersama dengan cara yang bagus dalam mengatasinya, meringankan kejadianya dan meredam agar tidak memuncak, melihat setiap sisi yang ada dalam masalah tersebut dengan kacamata nyata bukan khayalan di barengi dengan memunculkan kebaikan-kebaikan yang ada dan menutup hal-hal yang negative, dalam contoh seperti ini sangat di perlukan ketika sedang dalam masalah rumah tangga antara suami dan istri, atau juga dalam masalah hubungan dengan saudara karib kerabat, teman sejawat atau ketika masalah itu terjadi bersama dengan tetangga. Karena hubungan bersama dengan orang-orang yang tadi, hubunganya panjang dan akan terus berlanjut, jadi jangan sampai hubungan tersebut di di koyak-koyak dengan tingkah laku yang buruk pada mereka atau di koyak dengan kalimat yang melukai persaannya. Namun wajib bagi dirinya untuk menjaga hubungan tersebut dengan baik. Perhatikan baik-baik firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut ini:
قال الله تعالى: وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ } [سورة آل عمران : 134]
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". QS al-'Imran: 134.
Dalam ayat di atas di sebutkan supaya perkaranya berkesinambungan mulai dari tingkatan bawah yaitu menahan amarahnya kemudian memaafkan kesalahan orang tersebut dan setelah itu naik lagi dengan berbuat baik kepadanya. Barangsiapa yang melakukan salah satu dari tiga cabang yang terpuji ini maka dirinya akan mendapati dampak yang luar biasa besarnya, lalu apa kiranya jika sampai ada orang yang di beri taufik oleh Allah Ta'ala untuk bisa melakukan semua cabang tersebut?!.
Dua puluh
Menambah wawasan bagaimana cara menyelesaikan sebuah masalah
Jika kepala di hadapkan dengan sebuah kapak, sebagaimana ada sebuah ungkapan sesorang supaya cepat untuk memperbaik sebelum ketinggalan dan keburu pergi, maka sebaik-baik bekal yang bisa menambah ilmu dan amal adalah kembali kepada Al-Qur'an dan Sunah NabiNya Shalallahu 'alaihi wa sallam.
Di dalam buku-buku Islam atau juga dalam kaset-kaset ceramah agama ada begitu banyak cara yang di sebutkan dalam maslah ini, ia bagaikan sebuah obat yang manjur dengan izinnya Allah untuk mengatasi berbagai macam bentuk problematika yang ada, dan sekarang alhamdulilah took kaset dan buku sangat banyak bertebaran, dengan judul yang berbeda-beda, seperti misalnya kaset atau buku yang membahas tentang hubungan keluarga antara suami dan istri, atau bagaimana cara mendidik anak, atau bagaimana menjalin hubungan dengan kerabat, dan lain sebagainya, yang banyak sekali untuk di sebutkan satu persatu.
Dua puluh Satu
Banyak berdo'a dan merendahkan diri kepada Allah Azza wa jalla
Tidak sampai kita di hampiri yang namanya kesedihan kesusahan melainkan di sebabkan oleh banyaknya dosa-dosa yang kita lakukan, hal itu persis sekali sebagaimana yang Allah Azza wa jalla firmankan dalam kitabNya yang suci, Allah berfirman:
قال الله تعالى: { فَكُلًّا أَخَذۡنَا بِذَنۢبِهِۦۖ فَمِنۡهُم مَّنۡ أَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِ حَاصِبٗا وَمِنۡهُم مَّنۡ أَخَذَتۡهُ ٱلصَّيۡحَةُ وَمِنۡهُم مَّنۡ خَسَفۡنَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ وَمِنۡهُم مَّنۡ أَغۡرَقۡنَاۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيَظۡلِمَهُمۡ وَلَٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ ٤٠ } [سورة العَنكَبُوتِ: 40]
"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri". QS al-'Ankabut: 40.
Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: { وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٖ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖ ٣٠ } [سورة الشُّورَىٰ: 30]
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)". QS asy-Syuura: 30.
Lihatlah Muhammad bin Sirin ini berkata tatkala dirinya di tagih hutang, maka dirinya sadar dengan mengatakan: "Sesungguhnya saya tahu kalau kesulitan ini di sebabkan dosa yang saya lakukan empat puluh tahun yang lampau".
Berapa banyak yang telah kita lampaui aturan Allah Ta'ala tersebut, betapa banyak dosa dan maksiat yang sudah kita lakukan, namun Allah Subhanahu wa ta'ala masih saja menyayangi kita dan memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahan kita, mana kala orang itu kondisinya dalam keadaan lemah tatkala di timpa musibah, maka di bukankan baginya pintu kembali dan taubat kepada Allah Ta'ala, dan ingatlah bahwa sesungguhnya Allah Azza wa jalla Maha menerima taubat dari para hambaNya dan mengampuni dari kesalahan-kesalahanya. Ada sebuah kata-kata mutiara yang patut kita camkan, di katakan: "Tidaklah bencana itu turun melainkan dengan sebab dosa yang telah di kerjakan, dan tidak mungkin bencana itu hilang melainkan dengan taubat kepada Allah Azza wa jalla".
Dua puluh dua
Jangan menganggap ringan dalam masalah usil dengan orang lain
Setiap muslim mengetahui kalau menyakiti orang lain lebih khusus lagi kalau menyakitnya dengan ucapan yang jelek dan tuduhan keji, bahwa itu adalah sesuatu yang sebenarnya tidak banyak merugikan dirinya, namun yang merugikan mereka yaitu khususnya jika kamu tahu ucapan yang sangat indah dari Imam Syafi'i yang mana beliau pernah mengatakan: "Barangsiapa yang menyangka bahwa dirinya bisa selamat dari celaan orang lain maka dia adalah orang yang gila, karena ada orang yang mengatakan: "Bahwa Allah itu adalah tiga tapi jadi satu (aqidah trinitasnya orang Kristen.pent), ada lagi yang mengatakan kalau Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam adalah tukang sihir dan orang gila, lantas apa pendapatmu dengan yang lebih rendah dari Allah Ta'ala dan Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam (tentu lebih tidak selamat lagi dari celaan orang)".
Kedudukan Rububiyah (ke Tuhanan.pent) saja masih tidak selamat dari ucapan dan tudahan keji, begitu juga kedudukan kenabian tidak bisa selamat dari kata-kata kotor dan keji, lalu apa jadinya dengan pembicaraan dan ucapan orang lain terhadapmu, maka itu lebih mungkin lagi terjadi. Oleh karena itu peganglah do'a ini:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "اللهم اكفينهم بما شئت".
"Ya Allah cukupkanlah hamba (dari kejelakan mereka) dengan yang Engkau kehendaki".
Barangsiapa yang mau menjaga lisannya maka Allah Subhanahu wa ta'ala akan memuliakan dirinya dengan ganjaran dan pahala terlebih kalau mau menjaga lisannya pada perkara mengejek orang lain, atau menggunjing mereka atau membeberkan rahasia mereka pada orang banyak atau yang lainnya. Dan kabar gembira baginya dengan kebaikan yang akan di hadiahkan kepadanya sedangkan dirimu sudah lupa tidak teringat apa-apa lagi, kecuali nanti ketika di bagikan catatan amalan kamu baru teringat hal tersebut, pada hari yang sangat agung yaitu hari kiamat. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam memberi nasehat yang sangt agung pada kita semua dengan sebuah sabdanya:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:"أمسك عليك لسانك، وليسعك بيتك، وابك على خطيبتك" [رواه الترمذي ]
"Jagalah lisanmu, dan lindungi rumahmu, menangislah kamu dari kesalahan yang telah kamu perbuat". HR Tirmidzi.
Dua puluh tiga
Segera mendatangi sholat berjamaah
Di dalam sholat ada ketenangan jiwa dan ketentraman bagi pikiran, sholat merupakan pintu dari pintu-pintu yang denganya bisa membantu untuk menghilangkan dan menutup penatnya dunia. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ } [سورة البقرة : 45]
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu". QS al-Baqarah: 45.
Adalah Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepada Bilal: "Wahai Bilal berilah kita waktu jeda (dari kesibukan dunia) dengan sholat".
Di dalam sholat kita bisa mengeluarkan keluh kesah dan gundah kelana yang sedang kita rasakan kepada Allah Azza wa jalla ketika kita sedang sujud, menunjukan kepasrahan dan ketundukan di hadapanNya, sungguh di dalam sholat ada kenikmatan yang besar, di mulai dari berwudhu kemudian sholat, ketika engkau berdiri untuk sholat maka tidak ada lagi penghalang tabir antara dirimu dan Allah Azza wa jalla. Sesungguhnya sholat merupakan nikmat yang agung sebagai penengah antara problematika dan kesedihan, rasa bahagia dan senang mana kala bermunajat kepada Rabb alam semesta untuk memotong sulitnya kehidupan di dunia ini.
Dua puluh empat
kabar gembira dengan pahala yang besar
Allah Ta'ala telah menjanjikan pahala dan ganjaran yang besar, akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahan-kesalahannya, bagi siapa saja yang sedang di timpa kesedihan, kesusahan, dan kegalauan. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman tentang orang-orang yang sedang di rundung musibah:
قال الله تعالى: إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ} [سورة الزمر : 10]
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". QS az-Zumar: 10.
Dalam sebuah hadits Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:"ما يصيب المؤمن من وصب ولا نصب ولا هم ولا حزن ولا غم ولا أذى حتى الشوكة يشاكها إلا كفر الله بها من خطاياه" [متفق عليه].
"Tidaklah seorang mukmin itu di timpa rasa sakit, tidak pula cobaan, kesedihan, kesusahan dan kegalauan, tidak juga musibah sampai duri yang di injaknya melainkan Allah akan menghapus dengan sebab itu dari kesalahan-kesalahanya". Mutafaq'alaihi.
Ketika Ummu Ibrahim yang ahli ibadah itu di tabrak seekor kuda sampai mematahkan salah satu kakinya sehingga para tetangganya datang untuk menjenguknya, dia mengatakan: "Kalau lah sekiranya tidak ada cobaan di dunia ini, tentulah kita akan meninggalkan dunia ini bagaikan orang yang bangkrut".
Tatkala tali sendalnya Khalifah Umar bin Khatab semoga Allah meridhoinya putus maka beliau mengucapkan kalimat istirjaa' sambil mengatakan: "Setiap sesuatu yang jelek maka itu merupakan musibah bagimu"
Berkata Ibnu Abi Dunya: "Mereka (para salaf) mengharap ketika terkena demam semalaman, supaya bisa menghapus dosa-dosanya yang telah lampau".
Imam Nawawi mengatakan di dalam kitabnya syarh Shahih Muslim ketika menjelaskan sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:"ما من مسلم يشاك بشوكة فما فوقها، إلا كتب له بها درجة ومحيت عنه بها خطيئة" وفي رواية: "إلا رفعه الله بها درجة، أو حط عنه خطيئة".
"Tidaklah seorang muslim terkena duri atau yang lebih besar (dari duri), melainkan di tulis (supaya) di naikan satu derajat baginya dan di hapus dengan sebab itu kesalahannya". Dalam riwayat yang lain: "Melainkan Allah Ta'ala akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahanya".
Beliau, Imam Nawawi mengatakan: "Di dalam hadits-hadits ini sebagai kabar gembira yang agung bagi kaum muslimin, sesungguhnya walaupun sedikit saja ada salah seorang muslim yang tertimpa dari perkara-perkara ini, maka di dalamnya ada penghapus dosa dan kesalahan, baik itu dengan penyakit, cobaan, musibah dunia dan kesedihannya, walaupun hanya sedikit yang dia rasakan".
Dua puluh lima
Mengetahui bahwa musibah yang di alaminya bukan yang terbesar
Bencana dan musibah itu biasanya jenis dan tingkatanya pasti berbeda-beda dan setiap jenisnya sesuai dengan kondisi yang ada, namun ada bencana yang paling besar yaitu bencana yang menimpa di dalam agama seseorang, ia merupakan bencana yang paling besar yang ada di dunia ini, sedangkan di akhirat nanti ia akan menjadi bumerang baginya, orang yang terkena musibah di dalam agamanya seperti halnya kerugian yang tidak ada kesempatan untuk bisa untung lagi setelahnya, mengharamkan sesuatu yang seharusnya tidak di inginkan bersamanya. Dan mengherankan sekali kalau ada seorang wanita yang merasa sedih, susah dan gundah mana kala di tinggal oleh suaminya untuk menikah lagi, sedangkan beberapa bulan sebelum kejadian tersebut dia memasukan kerumahnya televisi lengkap dengan parabolanya, yang isinya pebuh dengan kemungkaran, namun dirinya tidak merasa sedih dan khawatir seperti halnya tatkala di tinggal suaminya menikah lagi, sedangkan suami menikah lagi adalah perkara yang di bolehkan dalam agama, Subhanallah (Maha Suci Allah) Yang Maha Agung ketika fitrah manusia sudah terbolak-balik.
Dua puluh enam
Memperhatikan nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang lainnya
Termasuk sebab terbesar untuk meringankan musibah yang menimpa, yaitu seseorang merasakan nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang telah di berikan kepadanya, ada nikmat hidup, di mana dirinya masih bisa sholat, beristighfar dan berpuasa. Ada lagi nikmat kedua kaki yang bisa ia gunakan untuk berjalan tanpa harus menggunkan kursi roda. Ada lagi nikmat yang lain yaitu di beri dua tangan, dua mata dan nikmat-nikmat yang lainnya, di banding dengan orang yang mengalami lumpuh mau pun buta, begitu seterusnya.
Berkata sebagian ulama salaf: "Mengingat nikmat-nikmat Allah akan melahirkan kecintaan kepada Allah Ta'ala". Ketika ada seseorang melihat di tangan Muhammad bin Waasi' bisul yang bernanah maka dirinya kaget terperanjat, lalu Muhammad bin Waasi' berkata padanya: "Alhamdulillah (saya masih bersyukur) yang mana Allah Ta'ala tidak menjadikan (penyakit ini) di lidahku, tidak juga di ujung kedua mataku ini".
Ada seorang laki-laki yang datang kepada Yunus bin Abid mengadu padanya keadaan dirinya yang selalu saja susah mencari penghidupan, berharap dirinya mendapat bantuan atau saran dari beliau, Yunus bin Abid mengatakan: "Maukah kedua matamu itu saya ganti dengan seratus ribu dirham? Dia cepat menjawab: "Tentu tidak, ya Syaikh? Beliau bertanya lagi: "kalau begitu kedua telingamu? Lidahmu? Akal pikiranmu? Dia pun tetap tegas menjawab: "Tentu tidak mau". Lantas beliau menyebut beberapa nikmat Allah Ta'ala lainya yang telah di berikan padanya, kemudian Yunus bin Abid berkata padanya: "Sekarang kamu mempunyai puluhan ribu juta dan kamu masih saja mengeluh masih kekurangan?!
Sesungguhnya seseorang jika selalu mengingat nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang telah di berikan padanya, mana kala dirinya sedang di rundung musibah, maka perkaranya akan menjadi ringan, musibah pun terasa enteng di pikul di atas pundaknya, sehingga pada akhirnya menjadikan dirinya bersyukur kepada Allah Ta'ala dan terasa ringan beban musibah yang di alaminya.
Dua puluh tujuh
Ketika mengambil keputusan, timbang baik buruknya secara matang
Yaitu dengan cara menggabungkan semua hasil dari sisi negatif dan postifnya, dengan menjadikan pada setiap solusi ada sisi posotifnya dan sisi negatifnya lalu di tulis di atas kertas, dengan membuat skema menjadi seratus persen antara sisi positif dan negatifnya. Kemudian setelah itu menimbang angka nominal yang di dapat dengan berusaha sebisa mungkin untuk mengurangi sisi negatifnya karena terkadang dampak yang akan di dapat adalah untuk masa depannya. Sehingga kita bisa keluar dari masalah tersebut dengan solusi yang tepat dengan hasil dan dampak posotif yang sesuai.
Dan gambaran untuk lebih mudahnya, di sini saya buat perumpamaan masalah yang terjadi dalam rumah tangga, ketika seorang perempuan terjadi masalah antara dirinya dengan suaminya, maka di sini bisa keluar dari masalah tersebut dengan beberapa solusi yang ada:
Cara pertama: Memilih untuk keluar dari rumahnya menuju rumah orang tuanya. Sisi positifnya misalkan tujuh puluh sedangkan sisi negatifnya tiga puluh.
Cara kedua: Mengasih tahu mertuanya, misalkan atau imam masjid tentang kejadiannya melalui suaminya. Dalam solusi ini misalkan sisi positifnya lima pula, sisi negatifnya juga lima puluh.
Cara ketiga: Memilih untuk bersabar dan berusaha untuk mencari solusi yang lainya. Misalkan sisi positifnya delapan puluh dan sisi negatifnya dua puluh.
Pada kasus seperti di atas, dengan di buat skema seperti tadi maka akan menjadi jelas, dan yang paling sedikit membawa madharat untuk melepas masalah tersebut adalah solusi yang terakhir, karena dampak negatifnya paling sedikit. Maka dengan itu dia memutuskan untuk mengambil cara tersebut.
Dua puluh delapan
Memasukan orang ketiga untuk di mintai pendapatnya
Sebagian kejadian atau masalah terkadang di butuhkan masuknya orang ketiga yang tepat untuk bisa mengatasi masalah tersebut, seperti contoh misalnya seorang perempuan yang mempunyai suami yang tidak mau sholat di masjid bersama jama'ah, termasuk salah satu solusi yang paling sesuai pada kasus besar yang semacam ini adalah memasukan orang ketiga yang tidak lain yaitu imam masjid, untuk bisa menyelesaikan masalah suaminya yang tidak mau sholat di masjid, yaitu dengan mengundang imam masjid datang kerumahnya dan bertamu pada suaminya dengan pembicaraan ringan yang berkaitan dengan masalah sholat. Sedangkan dalam masalah yang lain, seperti dalam mendidik anak, maka bisa memasukan orang ketiga dari pihak saudara dekat maupun guru sekolahnya, demikian seterusnya.
Dan perlu di ingat di sini, bahwa ketika sudah memasukan orang ketiga maka masukan dia pada pokok masalahnya, dengan membicarakan bersama mereka pada akar masalahnya saja, dengan artian jangan sampai pembicaraanya melampaui batas sehingga masuk pada perkara lain atau masuk pada permasalahan yang sudah usang, begitu seterusnya. Namun membicarakan hal-hal yang positif sehingga bisa sebagai pintu masuk yang berada ditengah-tengah solusi.
Dua puluh Sembilan
Berusaha mencari sebab munculnya masalah
Biasanya sebuah masalah itu tidak datang begitu saja secara tiba-tiba namun pasti ada penyebab yang muncul sebelumnya sampai terjadi masalahnya. Dari sisi pendidikan misalkan, tidak mungkin seorang anak remaja baik putra maupun putri bisa tiba-tiba menyeleweng pada pergaulan yang tidak benar dalam sehari semalam, namun pasti di sertai adanya tahapan sampai pada tingkah laku yang seperti itu baik tahapannya itu panjang maupun pendek, di tambah lagi dengan adanya alat atau penyebab yang menjadikan remaja itu menjadi menyeleweng, sepert teman yang buruk misalkan, atau saluran televisi, atau bisa juga telepon atau hp, dan lain sebagainya. Oleh karena itu termasuk sarana untuk mengatasi sebuah masalah adalah mengetahui pangkal akar masalahnya, dan mengatasinya dengan cara yang sempurna bukan sedikit demi sedikit atau bertahap dengan waktu saja, terkadang mengatasinya itu bisa memanjang sesuai dengan gerak langkahnya dan sesuai dengan solusi yang di pilihnya serta membekas atau tidaknya hal tersebut, demikian juga sesuai dengan kepribadian anak yang menyeleweng tersebut, dan sebab-sebab yang lainya.
Tiga puluh
Menjaga lisan
Sebagian masalah muncul dan yang menjadi bahan bakarnya adalah lisan, terkadang menyampaikan ucapan seseorang pada pihak lain, sedangkan perkaranya pada aslinya mudah namun hal itu menjadi penyebab munculnya sebuah masalah. Oleh karena itu gambaran tentang lidah yang harus di jauhi oleh seorang muslim ada pada beberapa perkara seperti ghibah (menggunjing), mengadu domba, bohong, dusta, mengolok-olok, mencibir, menghujat, mencela dan melaknat, ini harus di tinggalkan oleh seorang muslim, lantas bagaimana kalau seandainya hal itu menjadi penyebab munculnya sebuah masalah, dan dada terasa bergemuruh (mendengar ucapan yang dikatakannya)? Tidak mengapa sebetulnya bagimu namun terkadang orang lain terkena penyakit seperti di atas lalu keluar begitu saja tanpa bersalah dari lidahnya, maka yang terbaik bagi dirimu jangan terpancing dan jangan di gubris, bertawakallah kepada Allah Ta'ala dan memohon supaya di selamatkan dari keburukan lidahnya dan di jauhkan dari kejelekannya.
Sumber : www.islamhouse.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar