DICARI, Teman Tapi Shalih
DICARI, Teman Tapi Shalih
>>Pengaruh Teman Bagi Seseorang
Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemakisatan
dan kesesatan karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga tidak
sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul
dengan teman-teman yang shalih.
Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :
مَثَلُ
الْجَلِيسِ
الصَّالِحِ
وَالسَّوْءِ
كَحَامِلِ
الْمِسْكِ
وَنَافِخِ
الْكِيرِ
،
فَحَامِلُ
الْمِسْكِ
إِمَّا
أَنْ
يُحْذِيَكَ
،
وَإِمَّا
أَنْ
تَبْتَاعَ
مِنْهُ
،
وَإِمَّا
أَنْ
تَجِدَ
مِنْهُ
رِيحًا
طَيِّبَةً
،
وَنَافِخُ
الْكِيرِ
إِمَّا
أَنْ
يُحْرِقَ
ثِيَابَكَ
،
وَإِمَّا
أَنْ
تَجِدَ
رِيحًا
خَبِيثَة
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat
seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi
mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi
darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.
Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan
kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR.
Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
>>Perintah Untuk Mencari Teman yang Baik dan
Menjauhi Teman yang Jelek
Imam Muslim rahimahullah mencantumkan hadits di atas
dalam Bab : Anjuran Untuk Berteman dengan Orang Shalih dan Menjauhi Teman yang
Buruk”. Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa dalam hadits ini terdapat
permisalan teman yang shalih dengan seorang penjual minyak wangi dan teman yang
jelek dengan seorang pandai besi. Hadits ini juga menunjukkan keutamaan bergaul
dengan teman shalih dan orang baik yang memiliki akhlak yang mulia, sikap
wara’, ilmu, dan adab. Sekaligus juga terdapat larangan bergaul dengan orang
yang buruk, ahli bid’ah, dan orang-orang yang mempunyai sikap tercela lainnya.”
(Syarh Shahih Muslim 4/227)
Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah mengatakan : “Hadits
di ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak
agama maupun dunia kita. Hadits ini juga mendorong seseorang agar bergaul
dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”(
Fathul Bari 4/324)
Manfaat Berteman dengan Orang yang Baik
Hadits di atas mengandung faedah bahwa bergaul dengan
teman yang baik akan mendapatkan dua kemungkinan yang kedua-duanya baik. Kita
akan menjadi baik atau minimal kita akan memperoleh kebaikan dari yang
dilakukan teman kita.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’adi rahimahullah
menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan
pertemanan dengan dua contoh (yakni penjual minyak wangi dan seorang pandai
besi). Bergaul bersama dengan teman yang shalih akan mendatangkan banyak kebaikan,
seperti penjual minyak wangi yang akan memeberikan manfaat dengan bau harum
minyak wangi. Bisa jadi dengan diberi hadiah olehnya, atau membeli darinya,
atau minimal dengan duduk bersanding dengannya , engkau akan mendapat
ketenangan dari bau harum minyak wangi tersebut. Kebaikan yang akan diperoleh
seorang hamba yang berteman dengan orang yang shalih lebih banyak dan lebih
utama daripada harumnya aroma minyak wangi. Dia akan mengajarkan kepadamu
hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan agamamu. Dia juga akan memeberimu
nasihat. Dia juga akan mengingatkan dari hal-hal yang membuatmu celaka. Di juga
senantiasa memotivasi dirimu untuk mentaati Allah, berbakti kepada kedua
orangtua, menyambung silaturahmi, dan bersabar dengan kekurangan dirimu. Dia
juga mengajak untuk berakhlak mulia baik dalam perkataan, perbuatan, maupun
bersikap. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman dekatnya
dalam tabiat dan perilakunya. Keduanya saling terikat satu sama lain, baik
dalam kebaikan maupun dalam kondisi sebaliknya.
Jika kita tidak mendapatkan kebaikan-kebaikan di atas,
masih ada manfaat lain yang penting jika berteman dengan orang yang shalih.
Minimal diri kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatn buruk dan maksiat.
Teman yang shalih akan senantiasa menjaga dari maksiat, dan mengajak
berlomba-lomba dalam kebaikan, serta meninggalkan kejelekan. Dia juga akan
senantiasa menjagamu baik ketika bersamamu maupun tidak, dia juga akan
memberimu manfaat dengan kecintaanya dan doanya kepadamu, baik ketika engkau masih
hidup maupun setelah engkau tiada. Dia juga akan membantu menghilangkan
kesulitanmu karena persahabatannya denganmu dan kecintaanya kepadamu. (Bahjatu
Quluubil Abrar148)
>>Mudharat Berteman dengan Orang yang Jelek
Sebaliknya, bergaul dengan teman yang buruk juga ada dua
kemungkinan yang kedua-duanya buruk. Kita akan menjadi jelek atau kita akan
ikut memeproleh kejelakan yang dilakukan teman kita. Syaikh As Sa’di
rahimahulah juga menjelaskan bahwa berteman dengan teman yang buruk memberikan
dampak yang sebaliknya. Orang yang bersifat jelek dapat mendatangkan bahaya
bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan keburukan dari segala
aspek bagi orang yang bergaul bersamanya. Sungguh betapa banyak kaum yang
hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang
mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik mereka sadari maupun
tidak. Oleh karena itu, sungguh merupakan nikmat Allah yang paling besar bagi
seorang hamba yang beriman yaitu Allah memberinya taufik berupa teman yang
baik. Sebaliknya, hukuman bagi seorang hamba adalah Allah mengujinya dengan
teman yang buruk. (Bahjatu Qulubil Abrar, 185)
>>Kebaikan Seseorang Bisa Dilihat Dari Temannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan
teman sebagai patokan terhadapa baik dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab
itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar
memilih teman dalam bergaul. Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
المرء
على
دين
خليله
فلينظر
أحدكم
من
يخالل
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya.
Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud
dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah,
no. 927)
>>Jangan Sampai Menyesal di Akhirat
Memilih teman yang jelek akan menyebakan rusak agama
seseorang. Jangan sampai kita menyesal pada hari kiamat nanti karena pengaruh
teman yang jelek sehingga tergelincir dari jalan kebenaran dan terjerumus dalam
kemaksiatan. Renungkanlah firman Allah berikut :
وَيَوْمَ
يَعَضُّ
الظَّالِمُ
عَلَى
يَدَيْهِ
يَقُولُ
يَا
لَيْتَنِي
اتَّخَذْتُ
مَعَ
الرَّسُولِ
سَبِيلاً
يَا
وَيْلَتَى
لَيْتَنِي
لَمْ
أَتَّخِذْ
فُلَاناً
خَلِيلاً
لَقَدْ
أَضَلَّنِي
عَنِ
الذِّكْرِ
بَعْدَ
إِذْ
جَاءنِي
وَكَانَ
الشَّيْطَانُ
لِلْإِنسَانِ
خَذُولاً
“ Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua
tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama
Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai
teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al
Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia” (Al
Furqan:27-29)
Lihatlah bagiamana Allah menggambarkan seseorang yang
teah menjadikan orang-orang yang jelek sebagai teman-temannya di dunia sehingga
di akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak berguna lagi.
Sifat Teman yang Baik
Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah berkata :
وفى
جملة،
فينبغى
أن
يكون
فيمن
تؤثر
صحبته
خمس
خصال
: أن
يكون
عاقلاً
حسن
الخلق
غير
فاسق
ولا
مبتدع
ولا
حريص
على
الدنيا
“ Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi
sahabat memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang
baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan
dunia” (Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36).
Kemudian beliau menjelaskan : “Akal merupakan modal
utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang bodoh. Karena orang yang
bodoh, dia ingin menolongmu tapi justru dia malah mencelakakanmu. Yang dimaksud
dengan orang yang berakal adalah orang yang memamahai segala sesuatu sesuai
dengan hakekatnya, baik dirinya sendiri atau tatkala dia menjelaskan kepada
orang ain. Teman yang baik juga harus memiliki akhlak yang mulia. Karena betapa
banyak orang yang berakal dikuasai oleh rasa marah dan tunduk pada hawa nafsunya,
sehingga tidak ada kebaikan berteman dengannya. Sedangkan orang yang fasik, dia
tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Orang yang tidak mempunyai rasa takut
kepada Allah, tidak dapat dipercaya dan engkau tidak aman dari tipu dayanya.
Sedangkan berteman denagn ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu
dengan kejelekan bid’ahnya. (Mukhtashor Minhajul Qashidin, 2/ 36-37)
>>Hendaknya Orang Tua Memantau Pergaulan Anaknya
Kewajiban bagi orang tua adalah mendidik anak-anaknya.
Termasuk dalam hal ini memantau pergaulan anak-anaknya. Betapa banyak anak yang
sudah mendapat pendidikan yang bagus dari orang tuanya, namun dirusak oleh
pergaulan yang buruk dari teman-temannya. Hendaknya orangtua memeprhatikan
lingkungan dan pergaulan anak-anaknya, karena setap orang tua adalah pemimpin
bagikeluarganya, dan setiap pemimpin kan dimintai pertanggungjawaban terhadap
apa yang dipimpinnya. Allah Ta’ala juga berfirman :
يَا
أَيُّهَا
الَّذِينَ
آمَنُوا
قُوا
أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ
نَارًا
وَقُودُهَا
النَّاسُ
وَالْحِجَارَةُ
عَلَيْهَا
مَلَائِكَةٌ
غِلَاظٌ
شِدَادٌ
لَا
يَعْصُونَ
اللَّهَ
مَا
أَمَرَهُمْ
وَيَفْعَلُونَ
مَا
يُؤْمَرُون
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan “ (At Tahrim:6).
Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga kita dan
keluaraga kita dari pengaruh teman-teman yang buruk dan mengumpulkan kita
bersama teman-teman yang baik. Wallahul musta’an.
Wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad.
Penulis: Adika Mianoki
Artikel www.Muslim.Or.Id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar