TUNTUNAN SHALAT menurut Al-Qur'an & As-Sunnah 7
By Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
7. Sunnah-sunnah Shalat
Shalat mempunyai beberapa sunnah yang dianjurkan untuk kita kerjakan sehingga menambah pahala kita menjadi banyak. Di antaranya:
1. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau sejajar dengan kuping pada keadaan sebagai berikut:
- Ketika ber-takbiratul ihram.
- Ketika ruku'.
- Ketika bangkit dari ruku'.
- Ketika berdiri setelah rakaat kedua ke rakaat ketiga.
Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhu:
|
"Bahwasanya Nabi
Shallallaahu alaihi wasallam apabila beliau melaksanakan shalat, beliau
mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan kedua bahu beliau, kemudian
membaca takbir. Apabila beliau ingin ruku' beliau pun mengangkat kedua
tangannya seperti itu, dan begitu pula kalau beliau bangkit dari ruku'." (Muttafaq 'alaih)
Adapun
ketika berdiri untuk rakaat ketiga, hal ini ber-dasarkan apa yang dilakukan
Ibnu Umar, dimana beliau apabila berdiri dari rakaat kedua beliau mengangkat
kedua tangannya. (HR. Al-Bukhari secara mauquf, Al-Hafidz Ibnu Hajar
berkata: Dan riwayat ini dihukumi marfu'). Dan Ibnu Umar menisbatkan hal
tersebut kepada Nabi Shallallaahu alaihi wasallam. 2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada atau di bawah dada dan di atas pusar. Hal ini berdasar-kan perkataan Sahl bin Sa'd radhiyallahu anhu:
|
"Orang-orang (di
masa Nabi Shallallaahu alaihi wasallam) disuruh untuk meletak-kan tangan kanan
di atas tangan kiri dalam shalat." (HR. Al-Bukhari secara mauquf.
Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: ''Riwayat ini dihukumi marfu')
Dan
berdasarkan hadits Wail bin Hijr radhiyallahu anhu:
|
"Saya pernah
shalat bersama NabiShallallaahu alaihi wasallam , kemudian beliau meletakkan
tangan kanannya di atas tangan kiri di atas dadanya." (HR. Ibnu Huzaimah, shahih)
3. Membaca
do'a iftitah. Ada beberapa contoh do'a iftitah, di antaranya:
|
"Ya Allah,
jauhkanlah jarak antara aku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau jauhkan jarak
antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah aku dari segala dosa-dosaku
sebagaimana pakaian yang putih dibersihkan dari noda. Ya Allah, basuhlah
dosa-dosaku dengan air, es dan embun." (Muttafaq 'alaih)
|
"Maha Suci
Engkau ya Allah, dan dengan memujiMu. Maha Suci namaMu dan Maha Tinggi
kebesaranMu, dan tiada Ilah selain Engkau." (HR. Muslim secara mauquf -terhenti
sanadnya kepada Umar bin Khattab dan diriwayatkan oleh Abu Daud,
At-Tirmidzi dan Al-Hakim secara marfu' -bersambung sanad-nya
hingga kepada Nabi Shallallaahu alaihi wasallam-, shahih)
4. Membaca isti'adzah
pada rakaat pertama dan membaca basmalah dengan suara pelan pada
tiap-tiap rakaat. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Maka apabila kamu membaca Al-Qur'an, maka hen-daklah kamu memohon perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk." (An-Nahl: 98)
5. Membaca aamiin setelah membaca surat Al-Fatihah. Hal ini disunnahkan kepada setiap orang yang shalat, baik sebagai imam maupun makmum atau shalat sendirian. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Apabila imam
membaca maka bacalah aamiin. Maka sesungguhnya barangsiapa yang bacaan
aamiin-nya berbarengan dengan aamiin-nya malaikat, maka akan diampuni segala
dosa-dosanya yang terdahulu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim dengan maknanya)
Juga
dikarenakan apabila Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam membaca: beliau membaca aamiin dan beliau pun
memanjangkan suaranya. (HR.
Abu Daud dan At-Tirmidzi dari sahabat Wa'il bin Hijr dengan sanad shahih).
6. Membaca ayat setelah membaca surat Al-Fatihah. Dalam hal ini cukup dengan satu surat atau beberapa ayat Al-Qur'an pada dua rakaat shalat Subuh dan dua rakaat pertama pada shalat Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam ketika shalat dzuhur membaca Ummul Kitab
(Al-Fatihah) dan dua surat pada dua rakaat pertama, dan beliau membaca Ummul
Kitab saja pada dua rakaat berikutnya dan terkadang beliau perdengar-kan ayat
(yang dibacanya) kepada para sahabat." (Muttafaq 'alaih)
7.
Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan surat pada waktu shalat jahriah (yang
dikeraskan bacaannya) dan merendahkan suara pada shalat sirriah (yang
dipelankan bacaannya). Yaitu mengeraskan suara pada dua rakaat yang pertama
pada shalat Maghrib dan Isya dan pada kedua rakaat shalat Subuh. Dan
merendahkan suara pada yang lainnya. Ini semuanya dalam pelaksanaan shalat
fardhu, dan ini tsabit (dicontohkan) dan populer dari Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam, baik secara perkataan maupun perbuatan. Adapun pada shalat
sunnah, maka dianjurkan untuk merendahkan suara apabila dilaksanakan pada siang
hari dan disunnahkan mengeraskan suara jika shalat sunnah itu dilaksanakan pada
waktu malam hari, terkecuali apabila takut mengganggu orang lain dengan
bacaannya itu, maka disunnahkan baginya untuk merendahkan suara ketika itu. 8. Memanjangkan bacaan pada shalat Subuh, membaca dengan bacaan yang sedang pada shalat Dzuhur, Ashar dan Isya', dan disunnahkan memendekkan bacaan pada shalat Maghrib. Hal ini berdasarkan hadits berikut:
|
"Dari Sulaiman
bin Yasar, dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, beliau berkata, 'Aku tidak
pernah melihat seseorang yang lebih mirip shalatnya dengan shalat Rasulullah
daripada si Fulan -seorang imam di Madinah-.' Sulaiman berkata, 'Kemudian aku
shalat di belakang orang tersebut, dia memperpanjang bacaan pada dua rakaat
pertama shalat Dzuhur dan mempercepat pada dua rakaat berikutnya. Mempercepat
bacaan surat dalam shalat Ashar. Dan pada dua rakaat pertama shalat Maghrib ia membaca
surat mufashshal(1) yang pendek, sedang
pada dua rakaat pertama shalat Isya' ia membaca surat mufashshal yang sedang,
selanjutnya pada shalat Subuh ia membaca surat-surat mufashshal yang
panjang'."
(HR.
Ahmad dan An-Nasai, shahih)
9. Cara
duduk yang tsabit (diriwayatkan) dari Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam dalam shalat adalah duduk iftirasy (bertumpu pada paha
kiri) pada semua posisi duduk dan semua tasyahhud selain tasyahhud akhir.
Apabila ada dua tasyahhud dalam shalat itu, maka dia harus duduk tawar-ruk
pada tasyahhud akhir. Hal ini berdasarkan perkataan Abu Hamid As-Sa'idi
di hadapan para sahabat. Ketika ia menerangkan shalat Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam, di antaranya menyebut-kan: "Maka apabila beliau duduk
setelah dua rakaat, beliau duduk di atas kaki kiri sambil menegakkan telapak
kaki kanan, dan apabila beliau duduk pada rakaat akhir beliau majukan kaki kiri
sambil menegakkan telapak kaki yang satunya, dan beliau duduk di lantai." (HR. Al-Bukhari)
Dari penjelasan di atas dapat kita pahami apa arti iftirasy dan apa arti tawarruk.
Iftirasy: Yaitu duduk di atas kaki kiri sambil menegak-kan telapak kaki kanan.
Tawarruk : Yaitu Meletakkan telapak kaki kiri di bawah betis kanan, kemudian mendudukkan pantat di alas/lantai dan menegakkan telapak kaki kanan.
Keterangan: Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam, apabila duduk tasyahhud, beliau meletakkan tangan kirinya di atas paha kiri dan tangan kanannya di atas paha kanan, kemudian beliau menelunjukkan dengan jari telunjuk. (HR. Muslim)
Dan beliau tidak melebihkan pandangannya dari telunjuk itu. (HR. Abu Daud, shahih)
10. Berdo'a pada waktu sujud. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Ketahuilah!
Sesungguhnya aku dilarang membaca Al-Qur'an ketika ruku' dan sujud. Adapun yang
dilakukan pada waktu sujud maka hendaklah kamu membesarkan Rabbmu dan pada
waktu sujud maka hendaklah kamu bersungguh-sungguh berdoa, niscaya dikabulkan
do'a-mu."
(HR.
Muslim)
11. Membaca
shalawat untuk Nabi Shallallaahu alaihi wasallam pada waktu tasyahhud
akhir, yaitu setelah membaca tasyahhud:
|
lalu membaca:
|
"Ya Allah,
bershalawatlah Engkau untuk Nabi Muhammad dan juga keluarganya sebagaimana
Engkau bershalawat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah Nabi
Muhammad beserta keluarganya seba-gaimana Engkau telah memberkati Nabi Ibrahim
dan juga keluarganya. Pada sekalian alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi
Maha Mulia).
(HR.
Muslim dan lainnya dengan sanad shahih)
12. Berdo'a
setelah selesai dari membaca tasyahhud dan membaca shalawat untuk Nabi
dengan do'a yang dicontohkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam.
Beliau bersabda:
|
"Apabila salah
seorang kamu selesai membaca shalawat, maka hendaklah ia berdo'a untuk meminta
perlindungan dari empat hal, kemudian dia boleh berdo'a sekehendaknya, keempat
hal tersebut adalah:
|
"Ya Allah, aku
berlindung kepadaMu dari siksa Neraka Jahannam, siksa kubur, fitnah hidup dan
fitnah mati serta fitnah Al-Masih Ad-Dajjal." (HR. Al-Baihaqy, shahih)
13. Salam
kedua ke kiri. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Muslim:
|
"Bahwasanya
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam melakukan salam ke kanan dan ke kiri
sehingga terlihat putihnya pipi beliau." (HR. Muslim)
14. Beberapa
dzikir dan do'a setelah salam. Telah diriwayatkan beberapa dzikir dan do'a
setelah salam dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam yang
disunnahkan untuk dibaca. Di sini akan kami pilihkan beberapa dzikir dan do'a,
di antaranya:
|
Dari Tsauban
radhiyallaahu anhu, ia berkata, 'Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam,
apabila selesai shalat beliau membaca istighfar tiga kali(1) dan membaca:
|
"Ya Allah,
Engkaulah Yang Maha Sejahtera, dari Mulah kesejahteraan, Maha Suci Engkau wahai
Rabb Yang Maha Agung dan Maha Mulia." (HR. Muslim)
|
"Dari Mu'adz bin
Jabal , bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wasallam pada suatu hari memegang
tangannya, kemudian bersabda, 'Wahai Mu'adz, sesungguhnya aku mencintai kamu,
aku berpesan kepadamu wahai Mu'adz, janganlah kamu tinggalkan setelah selesai
shalat membaca do'a:
|
"Ya Allah,
tolonglah aku di dalam berdzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik
kepadamu." (HR.
Imam Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)
|
"Dari Mughirah
bin Syu'bah , bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam membaca pada
tiap selesai shalat fardhu:
|
"Tiada
sesembahan yang hak melainkan Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya.
MilikNyalah ke-rajaan dan pujian, sedang Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah tidak ada yang mampu mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang
mampu memberi apa yang Engkau cegah. Dan tidaklah berguna kekuasaan seseorang
dari ancaman siksaMu." (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
|
"Dari Abu
Hurairah , bahwa Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, 'Siapa yang membaca
tasbih ' ' 33 kali dan tahmid ' ' 33 kali serta takbir ' ' 33 kali (jumlahnya menjadi 99), kemudian
menggenapkan hitungan keseratus dengan bacaan:
|
(Tiada sesembahan
yang haq melainkan Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. MilikNya kerajaan
dan segala pujian, sedang Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka ia akan
diampuni kesalahan-kesalahannya sekalipun sebanyak buih di lautan'." (HR. Muslim)
|
"Dari Abu Umamah
, bahwa NabiShallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Ba-rangsiapa membaca Ayat
Kursi pada tiap-tiap selesai shalat, maka tidak ada lagi yang menghalanginya
untuk masuk Surga hanya saja dia akan meninggal dunia'." (HR. An-Nasai, Ibnu
Hibban dan Ath-Thabrani, shahih)
|
Dari Sa'd bin Abi
Waqqas , bahwasanya dia mengajari anak-anaknya beberapa bacaan sebagaimana
halnya ketika seorang guru mengajari anak-anak menulis, dan dia berkata,
'Sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam memohon perlindungan
kepada Allah dengan membaca bacaan-bacaan tersebut pada tiap-tiap selesai
shalat, yaitu:
|
"Ya Allah, aku
berlindung kepadaMu dari sifat kikir dan pengecut. Aku berlindung kepadaMu agar
aku tidak dija-dikan pikun. Dan aku berlindung kepadaMu dari fitnah (cobaan)
dunia dan dari siksa kubur." (HR. Al-Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar