SHALAT DALAM PERSPEKTIF KESEHATAN
Oleh : M. Wahib. MH
Pengertian
Shalat
Shalat secara etimologi berarti memohon
(do’a) dengan baik, yaitu memohon keselamatan, kesejahteraan, dan kedamaian
hidup didunia dan akhirat kepada Allah Swt. permohonan dalam shalat tidak
sama dengan permohonan di luar shalat, sebab di dalam shalat telah diatur
dengan tata cara yang baku, tidak boleh dikurangi ataupun ditambah.
Sedangkan menurut istilah shalat adalah perbuatan yang diawali dengan takbir
dan diakhiri dengan salam. Seorang yang melaksanakan shalat seharusnya dapat
melaksanakannya dengan baik, konsaisten, tertib dan khusyu’. Sehingga ia
mendapatkan hikmah dari apa yang dikerjakan, pengertian ini didasarkan pada
asumsi bahwa orng yang tekun melaksanakan shalat memilki kepribadian yang
lebih shhaleh dan sehat, ketimbang orang yang tidak mengerjakan shalat.
Tujuan sholat adalah pengakuan hati bahwa
Allah SWT sebagai pencipta adalah Maha Agung, dan pernyataan patuh terhadap-Nya
serta tunduk atas kebesaran dan kemuliaan-Nya, yang kekal dan abadi. Karena itu
bagi orang yang melaksanakan sholat dengan khusuk dan ikhlas, maka hubungannya
dengan Allah SWT akan kokoh, kuat, dan istiqamah dalam beribadah, dan
menjalankan ketentuan yang digariskan-Nya.
Kewajiban melakukan shalat lima
kali sehari juga dapat diapandang sebagai bentuk praktis dari olah raga.
Keseluruhan gerakan dalam shalat bersifat tenang, berulang-ulang dan melibatkan
senua otot dan persendian, sehingga dapat menjaga keseimbangan energi hal ini
disebabkan oleh pembakaran kalori dengan teratur.
Takbiratul ikhrom: Berdiri tegak lurus
Berdiri berdiri tegak, mengangkat kedua
tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening dan kekuatan otot
lengan Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke
seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran
darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut
atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan
persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Ketika mulai berdiri tubuh terasa ringan
karena berat tubuh tertumpu pada dua kaki. Otot-otot punggung sebelah atas dan
bawah dalam keadaan kendur. Punggung dalam keadaan lurus, dengan pandangan
terpusat pada tempat sujud. Pikiran berada dalam keadaan terkendali. Pusat
otak, atas dan bawah menyatu membentuk kesatuan tujuan. Hal ini juga merupakan
cerminan diri dan hati di hadapan Allah. Walau dalam kondisi berdiri tegak
namun kepala ditundukkan ke tempat sujud, hal ini mengisyaratkan bahwa kita
diwajibkan untuk bertawadhu’ (rendah hati) dan menghindari kesombongan, ini
juga merupakan suasan yang sangat dahsyat dimana kita berdiri dihadapan Allah
seperti suasana saat nanti manusia di hadapan Allah pada hari pengadilan (yaum
al-dîn). Saat kita berhadapan dengan Allah Yang Maha Mengetahui diri
kita, dan kita berhadapan dengan dzat yang sangat kita cintai, maka saat itu
pula pikiran kita akan menjadi tenang, anggota badan tertunduk dan semua
eksistensi diri kita menjadi tenteram.
Ruku’
Ruku’ adalah membengkokan tulang belakang,
dan meluruskannya meregangkan antara tulang dan otot punggung, ruku’ yang
sempurna adalah ditandai tulang belakang yang luruh sehingga bila diletakkan
segelas air diatas punggung tersebut tidak akan tumpah. Posisi kepala lurus
dengan tulang belakang. Meletakkan tangan pada lutut seraya meluruskan tulang
belakang dan menahannya akan mempelancar perdarahan dan gerah bening. Karena
itu, makanan bagi tulang belakang beserta ligament dan otot pendukungnya akan
terjamin. Lebih jauh Aliah BP. Hasan dalam bukunya Pengantar Psikologi
Kesehatan Islami mengatakan bahwa ruku’ merupakan salah satu metode untuk
menguatkan otot-otot pada persendian kaki yang dapat meringankan tegangan pada
lutut , ketika ruku’ seseorang meregangkan otot punggung sebelah bawah, otot
paha, dan otot betis secara penuh. Tekanan akan terjadi pada otot lambung,
perut dan ginjal, sehingga darah akan terpompa ke atas tubuh. Dan ketika
melakukanqauna atau berdiri setelah ruku’,
Secara spiritual ruku’ dapat membentuk
seseorang dalam kehidupannya tidak sombong, memulai merendahkan dan menundukkan
diri, dan senantiasa berusaha dalam memperhalus hati dan memperbaharui
kekhusyu’an shalat, merasakan bahwa dirinya hina dan merasakan pula kemuliaan
Allah, kemudian ia memuji dan mengakui keagungan Allah. hal ini tercermin
dalam ucapan dalam ruku’ “Subhâna Rabbî al-‘adhîmi wa bihamdihi” ( Maha
suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan segala puji bagi-Nya ).
I'tidal
Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak
setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. i'tidal adalah variasi
postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud
merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut
mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan
menjadi lebih lancar. postur tubuh kembali tegak, sehingga memberikan tekanan
pada aliran darah untuk bergerak keatas. Hal ini dapat membuat tubuh mengalami
relaksasi dan melepaskan ketegangan, hal serupa juga terjadi ketika berdiri
setelah sujud.
Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan,
lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.sujud bermanfaat memompa aliran getah
bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan
darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada
daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan
tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga
menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud
memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Gerakan dalam sujud juga mempunyai metode
yang dapat membawa kedamaian, keselarasan, kesesuaian, ketenangan dan
kebahagiaan. Dalam sujud badan dari belakang rata ke depan, kedua telapak
tangan ditempelkan pada lantai/tanah, dan kaki ditekuk. Sujud adalah
pijatan usus yang sudah dimulai sejak ruku’. Dilakukan dengan meluruskan tulang
belakang dan meregang otot hingga rongga perut mengecil. Otot yang bertambah
kuat akan mencegah berbagai penyakit seperti heria dan membantu persalinan,
sedangkan usus yang dipijat akan melancarkan peristalsis dan memudahkan buang
air besar; aliran darah bebas hambatan akan mencegah ambeien. Muka yang
menempel pada lantai Rasulullah Saw. Pernah bersabda, “jangan kau usap
kerikil yang menempel di muka (wajah) mu itu akan menjadi mutiar kelak di
surga”. Jika ditinjau dari kesehatan bahwa wajah / muka yang
terkena kerikil dalam keadaan sujud adalah merupakan pijatan refleksi yang
berfungsi melancarkan peredaran darah dan mengendorkan syaraf-syaraf yang
ada di muka, sehingga jika syaraf-syaraf muka kendur dan peredaran darahnya lancar
niscaya terhindar dari penyakit kepala, seperti pusing-pusing, migrant,
dll.
Dengan melakukan gerakan sujud secara
rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen.
Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah
mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya
oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah
dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Sujud jika ditinjau dari perspektif spiritual
bahwa sujud menggambarkan tentang derajat ketundukan yang paling tinggi, karena
anggota badan yang paling berharga, yaitu wajah di tempelkan pada sesuatu yang
paling rendah, yaitu tanah. Jika memungkinkan, sujudlah langsung ke tanah tanpa
alas, karena ini bisa membuat lebih khusyu’ dalam shalat dan dalam berdo’a, dan
bukti yang paling baik atas kerendahan. Sujud juga merupakan posisi
terbaik berdialog dengan Allah, dan juga posisi terbaik untuk bertemu dengan
Allah (misalnya kematian) adalah ketika sujud. Cara terbaik untuk
berterima kasih kepada Allah dan memuji-Nya juga ketika sujud. Melalui proses
sujud, seseorang akan terserap ke dalam ketakterbatasan, dengan keabadian dan
dengan dunia luar. Ketika seseorang mencapai keadaan kesatuan penuh dengan
Allah Yang Maha Kuasa, seluruh tubuh bergetar dan menangis, dan doanya sampai
kepada Allah ( Aliah BP. Hasan 2005)
Duduk
Tasyahud
Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy
(tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi
telapak kaki. Manfaatnya,saat iftirosy, bertumpu pada pangkal paha yang
terhubung dengan syaraf.
Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ. “Nabi duduk dengan tuma’ninah sehingga ruas tulang belakangnya mapan” . Duduk dalam tasyahud dengan menekukan jari – jari yang berada pada kaki yang kanan, ini berfungsi untuk me-refleksi (berfungsi pijat refleksi) syaraf-yaraf kaki dan memperlancar peredaran darah hingga ke syaraf kepala, posisi duduk tasyahud juga dapat membantu pencernaan dengan menggerakkan isi perut ke arah bawah. Tubuh akan mengalami relaksasi, dan merangsang otot-otot pangkal paha, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri dan sakit pada pangkal paha.
Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ. “Nabi duduk dengan tuma’ninah sehingga ruas tulang belakangnya mapan” . Duduk dalam tasyahud dengan menekukan jari – jari yang berada pada kaki yang kanan, ini berfungsi untuk me-refleksi (berfungsi pijat refleksi) syaraf-yaraf kaki dan memperlancar peredaran darah hingga ke syaraf kepala, posisi duduk tasyahud juga dapat membantu pencernaan dengan menggerakkan isi perut ke arah bawah. Tubuh akan mengalami relaksasi, dan merangsang otot-otot pangkal paha, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri dan sakit pada pangkal paha.
Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke
kiri secara maksimal. Manfaatnya untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala
menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan
menjaga kekencangan kulit wajah.
Thuma’ninah
Sudah seharusnya shalat kita dilaksanakan
dengan thuma’ninah yaitu dengan tenang, rileks, dan santai setelah melakukan
aktivitas dalam mengarungi semua dimensi kehidupan. Hamper semua
rukun-rukun shalat untuk melakukan thuma’ninah. Thuma’ninah merupakan bentuk
relaksasi dalam shalat, dimana seseorang berdiam sejenak untuk merasakan
istirahat atau bersantai-santai setelah mengalami kontraksi atau peregangan
otot dan syaraf. Melalui thuma’ninah diharapkan seseorang mengalami kedamaian
dan ketenangan, sehingga dapat mengurangi rasa kecemasan, dll.
Kesimpulan
Ketenangan, ketenteraman dan kesehatan
orang yang diperoleh melalui shalat memiliki nilai spiritual yang cukup tinggi,
dan gerakan yang sangat banyak. Hal ini disebabkan oleh karena dalam shalat
terdapat dimensi dzikrullah dan juga dimensi gerak / olah raga, karena gerakan
dalam shalat dilakukan dengan continue/istiqamah. Dimensi ini merupakan inti
yang menyebabkan orang yang melaksanakan shalat senantiasa mengingat Allah
sehingga hatinya menjadi tenang, dan gerakan dalam shalat merupakan olah raga
yang dapat memberikan kekebalan pada tubuh, dan juga merupakan terapi dari beberapa
penyakit yang ada pada tubuh kita. Hal ini dapat kita ibaratkan jika seseorang
melakukan shalat sehari semalam 17 rakaat, dengan asumsi bahwa setiap rakaat
shalat ia akan melakukan + 7 gerakan dan ditambah 2 gerakan salam, maka
sehari semalam orang yang melasanakan sahalat dia akan menggerakan
anggota tubuh sebanyak 7 X 17 = 119, dan 10 gerakan salam, maka total menjadi =
129 gerakan, hal ini 1 hari, dan hanya jika ia melaksanakan shalat fardlu,.
jika seseorang melaksanakan shalat fardlu dalam satu bulan berarti ia telah
melakukan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar