Senin, 11 Juni 2012

Keteguhan Hati (Tsabat)

Keteguhan Hati (Tsabat)

ياَمُقَلِّبَ الْقًُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
Ya (Allah) Yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu

Banyak sekali kita menemukan pemuda yg merindukan saat-saat pertama yg terpancar padanya gairah hidup, memiliki semangat yg menggebu-gebu, sangat bersungguh-sungguh melaksanakan sunnah, sangat jauh dari lingkaran yg haram & syubhat. Kemudian apa? Jiwa menjadi tumpul, semangat menjadi kendur, & setiap pemuda sudah cukup sbg salah satu individu di tengah-tengah kaum muslimin. Ini lbh baik kondisinya dari pd yg berbalik ke belakang memusuhi dakwah, mengolok-olok para du’at & mengancam jalannya. Sesungguhnya ia adl pertarungan akhir di antara mundur ke belakang & tetap teguh.
Yang kami maksudkan tsabat (teguh) adl tetap berada di jalur petunjuk, konsisten di atas jalan ini, istiqamah di atas kebaikan & terus berusaha utk menambah. Setiap kali seseorang mulai melemah, di sana ada tingkatan penolong yg tdk menerima penurunan darinya atau kurang padanya. Dan jika tergelincir tumitnya maka dia langsung bertaubat. Bisa jdi setelah taubat menjadi lbh baik dari sebelumnya. Itulah kondisi orang yg bersifat dgn akhlak tsabat.
Tsabat memiliki beberapa gambaran yg mencakup sisi-sisi kehidupan seorang muslim, di antaranya tsabat di dalam peperangan sebagaimana tsabatnya golongan yg byk bersama para nabi mereka, & ucapan mereka adalah:
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا
:”Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami & tindakan-tindakan kami yg berlebih-berlebihan dalam urusan kami, & tetapkanlah pendirian kami, …“. (Al Qur’an Surat: Ali Imran:147)
Dan kelompok yg sabar dgn kepemimpinan Thaluth yg Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman tentang mereka:
وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا
Tatkala Jalut & tentaranya telah tampak oleh mereka, merekapun berdo’a:”Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, & kokohkanlah pendirian kami …”. (Al Qur’an Surat: al-Baqarah:250)
Dalam hal itu merupakan bimbingan bagi setiap mukmin agar berlindung kpd Allah Subhanahu wa ta’ala seraya memohon keteguhan dari-Nya.
Dan Umat ini (kaum muslimin) diseru dgn firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا
Hai orang-orang yg beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu …(Al Qur’an Surat: al-Anfal:45)
Dan termasuk dosa besar dalam agama kita adl berlari (kabur) dari peperangan, karena itulah ia termasuk sepuluh wasiat yg diberikan Rasulullah  kpd Mu’adz bin Jabal :
…إِيَّاكَ وَالْفِرَارَ مِنَ الزَّحْفِ وَإِنْ هَلَكَ النَّاسُ. وَإِذَا أَصَابَ الناسَ مَوْتَان وَأَنْتَ فِيْهِمْ فَاثْبُت
Hindarilah berlari dari medan perang sekalipun manusia telah binasa, sekalipun kematian menimpa manusia & engkau berada di tengah mereka maka berteguh hatilah.
  1. Karena teguh hati menambah kekuatan kpd orang-orang yg beriman & memberikan rasa takut di hati musuh, serta membuat musuh kecewa. Rasulullah  telah menanamkan pengertian ini di hari perang Ahzab sambil mengangkat tanah, sedangkan tanah mengotori perutnya, dia bersabda:لَوْلاَ أَنْتَ مَااهْتَدَيْنَا وَلاَتَصَدَّقْنَا وَلاَصَلَّيْنَا, فَأَنْزِلِ السَّكِيْنَةَ عَلَيْنَا وَثَبِّتِ اْلأَقْدَامَ إِنْ لاَقَيْنَا إِنَّ الألى قَدْ بَغَوْا عَلَيْنَا إِذَا أَرَادُوْا فِتْنَةً أَبَيْنَا “Jika bukan karena Engkau niscaya kami tdk mendapat petunjuk, kami tdk bersedakah & tdk shalat, maka turunkanlah ketenangan kpd kami, teguhkanlah pendirian kami jika kami bertemu (musuh), sungguh mereka berbuat aniaya kpd kami, apabila mereka ingin berbuat fitnah (kekacauan) kami enggan.”
  2. Sesungguhnya tsabat di atas agama cukup menyibukkan seorang muslim, maka ia byk berdoa dengannya. Rasulullah  memperbanyak do’anya:ياَمُقَلِّبَ الْقًُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ Ya (Allah) Yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu.
  3. Sungguh Rasulullah  merasa khawatir terhadap dirinya dalam menghadapi kaum jahiliyah bahwa dia bersikap mudahanah (menjilat/berpura-pura) atau lemah, karena itulah Rabb kita Subhanahu wa ta’ala berseru kepadanya  dgn karunia-Nya kepadanya agar dia  memurnikan loyalitasnya kpd Allah Subhanahu wa ta’ala :وَلَوْلآَ أَن ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلاً . إِذًا َّلأَذَقْنَاكَ ضِعْفَ الْحَيَاةِ وَضِعْفَ الْمَمَاتِ … Dan kalau Kami tdk memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kpd mereka.* kalau terjadi demikian, benar-benarlah, Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini & begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, (Al Qur’an Surat: al-Isra`:74-75)
    Hendaklah para du’at berhati-hati saat menghadapi orang-orang zhalim dari tergelincirnya pendirian & goncangnya sikap loyal (kepada Allah Subhanahu wa ta’ala ).
    Huzaifah  mengingatkan para ulama karena mereka adl panutan: ‘Wahai para qari (maksudnya: ulama), istiqamahlah, jika kamu mengambil jalan kanan & kiri (menyimpang dari kebenaran), sungguh kamu telah berada dalam kesesatan yg jauh.
  4. Jika kesesatan orang yg berbolak-balik kanan & kiri hanya terbatas pd dirinya niscaya perkaranya ringan, akan tetapi orang lain terpengaruh dgn kesesatannya.Di antara sarana ahli kitab dalam mengacaukan barisan kaum muslimin bahwa mereka berpura-pura masuk Islam, kemudian mereka murtad agar orang lain menjadi murtad bersama mereka: وَقَالَتْ طَآئِفَةُُ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ ءَامِنُوا بِالَّذِي أُنزِلَ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا ءَاخِرَهُ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
    Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya):”Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kpd apa yg diturunkan kpd orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pd permulaan siang & ingkarilah ia pd akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). (Al Qur’an Surat: Ali Imran :72)
    Maka orang yg beruntung adl orang yg diberi Allah Subhanahu wa ta’ala taufik utk tsabat, diakhiri dgn kebaikan & wafat saat melakukan amal penghuni surga, hingga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan keteguhan padanya saat ditanya.
    Jika engkau merenungkan hadits-hadits haudh (telaga) dari shahih Muslim niscaya engkau mendapatkan bahwa segolongan manusia dihalangi darinya, sedangkan Rasulullah  bersabda: ‘Wahai Rabb-ku, para sahabatku.’ Dikatakan kepadanya: ‘Sesungguhnya engkau tdk mengetahui apa yg mereka perbuat sesudahmu.’ Maka Rasulullah  berdoa atas mereka: ‘Jauh, jauh, bagi orang yg merubah sesudahku.’ Dalam riwayat yg lain dikatakan kepadanya: ‘Demi Allah Subhanahu wa ta’ala mereka senantiasa kembali di atas tumit mereka (murtad).’ Ibnu Abi Mulaikah –salah seorang perawi hadits ini- berkata: ‘Ya Allah, kami berlindung kepadamu bahwa kami kembali ke belakang kami (murtad) atau difitnah agama kami.”
  5. Kalimat yg berbunyi: ‘mereka senantiasa kembali di atas tumit mereka (murtad)‘ mengisyaratkan mundur perlahan serta terus menerus yg membawa kpd kejatuhan. Kemungkinan susah kembali setelah lama berlalu. Selamatlah bagi orang yg menemukan dirinya agar tdk tergelincir kakinya setelah teguhnya.Kita byk menemukan do’a-do’a yg mengfokuskan pengertian tsabat, di antaranya do’a Abdullah bin Mas’ud : اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا لاَيَرْتَدّ وَنَعِيْمًا لاَيَنْفَدُ
    “Ya Allah, aku aku memohon kepadamu iman yg tdk kembali (kepada keyakinan sebelumnya) & nikmat yg tdk sirna…”
  6. Syaddad bin Aus  berkata: ‘Rasulullah  mengajarkan kpd kami beberapa kalimat yg kami berdoa dengannya di dalam shalat kami: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu keteguhan hati dalam perkara, & aku memohon petunjuk yg kuat.
  7. Di antara gambaran tsabat di dalam fitnah: sabar di hari-hari yg pahit yg digambarkan oleh Rasulullah  dgn sabdanya:الصَّبْرُ فِيْهِنَّ مِثْل الْقَبْضِ عَلَى الْجَمْرَةِ “Sabar padanya seperti menggenggam bara api.”
    Dalam riwayat yg lain: ‘Akan datang sesuatu masa, orang yg sabar padanya di atas agamanya bagaikan orang yg menggenggam bara api.
  8. Siapakah yg bisa teguh pendiriannya sambil memegang bara api? Karena itulah Rasulullah  memberikan kabar gembira bahwa orang yg teguh dari mereka sama dgn pahala 5 puluh (50) orang sahabat:إِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامُ الصّبْرِ, لِلْمُتَمَسِّكِ فِيْهِنَّ يَوْمَئِذٍ بِمَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ أَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ “Sesungguhnya di belakangmu ada hari-hari yg pahit, bagi yg berpegang padanya di hari itu sama dgn pahala 5 puluh (50) orang darimu.
  9. Fitnah terberat yg dihadapi kaum muslimin adl saat keluarnya Dajjal & berbuat kerusakan di kanan & kiri, maka wasiat utama Rasulullah  yg diberikan kpd umatnya saat itu adalah: ‘Wahai hamba-hamba Allah, teguhkanlah pendirianmu.
  10. Dan di antara gambaran tsabat yg terpenting adl kontinyu dalam taat ibadah, maka yg diminta dalam sebagiannya adl terus menerus atasnya. At-Tirmidzi meriwayatkan:مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ “Barangsiapa yg menekuni shalat sunnah 2 belas (12) rekaat niscaya Allah Subhanahu wa ta’ala membangun rumah untuknya di surga.”
  11. Dalam riwayat Muslim, Ummu Habibah (yang meriwayatkan hadits) berkata: Amr bin Aus & Nu’man bin Tsabit (termasuk yg meriwayatkan hadits) berkata: ‘Aku tdk pernah meninggalkannya sejak mendengarnya.
  12. Aisyah radhiyallahu ‘anha bercerita tentang Rasulullah : ‘Agama (ibadah) yg paling disukai beliau adl yg ditekuni oleh pelakunya.
  13. Dan dalam riwayat Muslim juga: ‘Apabila Aisyah radhiyallahu ‘anha melakukan satu ibadah, ia menekuninya.
  14. Ketika Rasulullah  ditanya: ‘Ibadah apakah yg paling disukai Allah Subhanahu wa ta’ala? Beliau menjawab, ‘Yang paling ditekuni, sekalipun sedikit.
  15. Dan apabila keluarga Muhammad  melakukan satu ibadah, mereka menetapkannya.
  16. An-Nawawi berkata: ‘Maksudnya mereka menekuninya & istiqamah atasnya.
  17. Tsabat adl bentuk nyata bagi istiqamah, karena orang yg bingung lagi berbolak-balik tdk mampu bersikap tsabat & tdk kuat istiqamah. Salah seorang sahabat berkata: ‘Ya Rasulullah , ceritakanlah kepadaku satu amal ibadah yg aku istiqamah atasnya & mengamalkannya. Maka beliau menjawab dgn yg paling wajib pd waktunya: ‘Kamu harus hijrah, maka ia tdk ada bandingnya.
  18. Di antara perhatian serius sahabat terhadap fenomena tsabat dalam tingkah laku setiap orang, sesungguhnya Buraidah bin Hushaib  menemui Salamah bin Akwa’ yg datang dari desa, maka ia mengira bahwa ia memutuskan hijrahnya ke Madinah & tinggal di luar kota Madinah, ia berkata kepadanya: ‘Kamu kembali dari hijrahmu wahai Salamah? Salamah berkata, ‘Aku berlindung kpd Allah Subhanahu wa ta’ala , sesungguhnya aku mendapat ijin dari Rasulullah .
  19. Termasuk yg dikutuk lewat lisan Rasulullah : (Orang yg kembali menjadi arab badawi setelah hijrahnya.)
  20. Inilah gambaran generasi percontohan, sangat bersemangat di atas keteguhan hati & saling berpesan dengannya serta khawatir kembali lagi (ke masa lalu). Di tahun haji wada` (perantunan), Rasulullah  mengajak sahabatnya utk tetap teguh di atas hijrah mereka ke Madinah agar negara yg baru tumbuh menjadi kuat: ‘Ya Allah, teruskanlah hijrah para sahabatku & janganlah Engkau mengembalikan mereka ke belakang (maksudnya; kembali tinggal di Makkah, pent.).
  21. Dan ucapan jami’ Rasulullah  dalam menjelaskan hakikat Islam adalah: Iman & tsabat: ‘Katakanlah kepadaku satu kata di dalam Islam yg aku tdk bertanya lagi kpd seseorang sesudahmu.’ Beliau bersabda: Katakanlah: Aku beriman kpd Allah Subhanahu wa ta’ala kemudian istiqamah.”22
Ringkasan:
Kebanyakan pemuda tdk bisa meneruskan semangatnya di permulaan.
Di antara gambaran tsabat:
  1. tsabat dalam menghadapi musuh.
  2. tsabat di atas agama Allah Subhanahu wa ta’ala .
  3. tsabat di atas istiqamah.
  4. tsabat di hari-hari fitnah.
    orang yg tdk teguh bisa mengacaukan manusia karena tdk tsabatnya.
Hakikat islam adl iman & tsabat.
Mahmud Muhammad al-Khazandar, Terjemah : Muhammad Iqbal Ghazali, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
 
http://www.rahasiasunnah.com/252/keteguhan-hati-tsabat.htm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar