TUNTUNAN SHALAT menurut Al-Qur'an & As-Sunnah 5
By Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
5. Rukun-rukun Shalat
1. Berniat; Yaitu niat di hati untuk melaksanakan shalat tertentu, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Sesungguhnya
segala amal perbuatan itu tergantung niatnya". (Muttafaq 'alaih)
Dan niat itu
dilakukan bersamaan dengan melaksana-kan takbiratul ihram dan mengangkat
kedua tangan, tidak mengapa kalau niat itu sedikit lebih dahulu dari keduanya. 2. Membaca Takbiratul Ihram; Yaitu dengan lafazh (ucapan): .Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam :
|
"Kunci shalat
itu adalah bersuci, pembatas antara per-buatan yang boleh dan tidaknya
dilakukan waktu shalat adalah takbir, dan pembebas dari keterikatan shalat
adalah salam." (HR.
Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih )
3.
Berdiri bagi yang sanggup ketika melaksana-kan shalat wajib; Hal ini berdasarkan
firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Peliharalah segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha (Ashar). Berdirilah karena Allah (dalam shalat-mu) dengan khusyu'." (Al-Baqarah: 238)
Dan berdasarkan Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam kepada Imran bin Hushain:
|
"Shalatlah kamu
dengan berdiri, apabila tidak mampu maka dengan duduk, dan jika tidak mampu
juga maka shalatlah dengan berbaring ke samping." (HR. Al-Bukhari)
4.
Membaca surat Al-Fatihah tiap rakaat shalat fardhu dan shalat sunnah; Hal
ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Tidak sah
shalat seseorang yang tidak membaca surat Al-Fatihah." (HR. Al-Bukhari)
5. Ruku';
Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujud-lah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan." (Al-Hajj: 77)
Juga berdasarkan sabda Nabi shallallaahu alaihi wasallam kepada seseorang yang tidak benar shalatnya:
|
" ... kemudian
ruku'lah kamu sampai kamu tuma'ninah dalam keadaan ruku'." (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
6.
Bangkit dari ruku'
; Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam terhadap
seseorang yang salah dalam shalat-nya:
|
" ... kemudian
bangkitlah (dari ruku') sampai kamu tegak lurus berdiri." (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
7. I'tidal
(berdiri setelah bangkit dari ruku'); Hal ini berdasarkan hadits
tersebut di atas tadi dan berdasarkan hadits lain yang berbunyi:
|
"Allah tidak
akan melihat kepada shalat seseorang yang tidak menegakkan tulang punggungnya
di antara ruku' dan sujudnya." (HR. Ahmad, dengan isnad shahih)
8. Sujud
; Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah disebutkan di
atas tadi. Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Kemudian
sujudlah kamu sampai kamu tuma'ninah dalam sujud." (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
9.
Bangkit dari sujud; Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu
alaihi wasallam:
|
"Kemudian
bangkitlah sehingga kamu duduk dengan tuma'ninah." (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
10. Duduk
di antara dua sujud ; Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu
alaihi wasallam:
|
"Allah tidak
akan melihat kepada shalat seseorang yang tidak menegakkan tulang punggungnya
di antara ruku' dan sujudnya." (HR. Ahmad, dengan isnad shahih)
11.
Tuma'ninah ketika ruku', sujud, berdiri dan duduk; Hal ini berdasarkan
sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam kepada seseorang yang salah dalam
melaksanakan shalatnya:
|
Dan tuma'ninah tersebut beliau tegaskan kepadanya pada saat ruku', sujud dan duduk sedangkan i'tidal pada saat berdiri. Hakikat tuma'ninah itu ialah bahwa orang yang ruku', sujud, duduk atau berdiri itu berdiam sejenak, sekadar waktu yang cukup untuk membaca: satu kali setelah semua anggota tubuhnya berdiam. Adapun selebihnya dari itu adalah sunnah hukumnya.
12. Membaca tasyahhud akhir serta duduk; Ada-pun tasyahhud akhir itu, maka berdasarkan perkataan Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu yang bunyinya:
"Dahulu kami membaca di dalam shalat sebelum diwajibkan membaca tasyahhud adalah:
|
Maka bersabdalah Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
|
'Janganlah kamu
membaca itu, karena sesungguhnya Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia itu
sendiri adalah Maha Sejahtera, tetapi hendaklah kamu membaca:
|
"Segala
penghormatan, shalawat dan kalimat yang baik bagi Allah. Semoga kesejahteraan,
rahmat dan berkah Allah dianugerahkan kepadamu wahai Nabi. Semoga kesejahteraan
dianugerahkan kepada kita dan hamba-hamba yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak
ada sesembahan yang hak melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan rasulNya." (HR. An-Nasai, Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi dengan sanad
shahih)
Dan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
Dan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Apabila salah
seorang di antara kamu duduk (tasyah-hud), hendaklah dia mengucapkan: 'Segala
penghormatan, shalawat dan kalimat-kalimat yang baik bagi Allah'." (HR. Abu Daud,
An-Nasai dan yang lainnya, hadits ini shahih dan diriwayatkan pula dalam
dalam "Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim")
Adapun duduk
untuk tasyahhud itu termasuk rukun juga karena tasyahhud akhir
itu termasuk rukun. 13. Membaca salam; Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam:
|
"Pembuka shalat
itu adalah bersuci, pembatas antara perbuatan yang boleh dan tidaknya dilakukan
waktu shalat adalah takbir, dan pembebas dari keterikatan shalat adalah
salam." (HR.
Abu Daud, At-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih )
14. Melakukan
rukun-rukun shalat secara ber-urutan; Oleh karena itu janganlah seseorang
membaca surat Al-Fatihah sebelum takbiratul ihram dan jangan-lah ia
sujud sebelum ruku'. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu alaihi
wasallam :
|
Maka apabila seseorang menyalahi urutan rukun shalat sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, seperti mendahulukan yang semestinya diakhirkan atau sebaliknya, maka batallah shalatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar