Ketika Ilmu Membahayakan Pemiliknya
Oleh
Ibnu Mukhtar
Segala
puji hanyalah milik Alloh yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan.
Sholawat dan salam untuk Rosululloh, istri-istri dan keluarganya, para
sahabatnya, dan umatnya yang setia kepada agama dan sunnahnya sampai akhir
zaman. Semoga Alloh menjadikan kita termasuk orang-orang sholeh dari kalangan
umatnya yang layak untuk memasuk surga-Nya kelak, aamiin.
Saudaraku,
sungguh tidak diragukan lagi bahwa ilmu syar’ie –pengetahuan yang
membimbing kepada ucapan dan amalan yang dicintai Alloh dan diridhoi-Nya-
merupakan sebab kemuliaan dan keutamaan bagi pemiliknya. Betapa banyak manusia
yang tidak diperhitungkan pada awalnya namun karena kefahaman agama yang
dimilikinya maka jadilah ia sosok mulia dan panutan di tengah-tengah kaumnya.
Bahkan tidak jarang pula jika keutamaan dan kedudukan mereka yang berilmu itu
sampai terdengar di negeri yang jauh darinya.
Semoga Alloh merahmati Amirul
Mukminin Sulaiman bin Abdul Malik yang mengatakan : “Wahai Anakku..carilah
ilmu.. karena dengan ilmu, rakyat bawahan bisa menjadi terhormat..para budak
bisa melampaui derajat para raja” ( Mereka adalah para Taabi’in hal. 17 )
Saudaraku, meskipun
Alloh dan Rosul-Nya telah menjelaskan keutamaan ilmu dan kemuliaan orang yang
memilikinya, ternyata banyak pula perkara yang justru bisa membahayakan dan
membinasakan diri orang berilmu itu. Di antaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, ketika niyat dalam menuntut ilmu itu bukanlah untuk
mencari keridhoan Alloh Ta’aala dan kecintaan-Nya. Namun ia memaksudkan darinya
untuk dikenal sebagai seorang berilmu, berbangga-bangga di hadapan ahli
ilmu (para ulama), memperdebat orang-orang bodoh, mencari perhatian dan
kedudukan di mata manusia, atau untuk mencari dunia dan perhiasannya.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- « مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ
عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا
لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ». يَعْنِى رِيحَهَا.
Dari
Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda :”Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu yang seharusnya ia
tujukan mencari wajah Alloh ‘Azza wa Jalla, ia tidak mempelajarinya melainkan untuk
mencari dengannya perhiasan dunia maka ia tidak akan mencium bau Surga di hari
kiamat.” HR. Abu Dawud dalam sunannya no. 3666, dishohihkan oleh Syaikh Al
Albani rohimahulloh dalam Shohihut Targhib wat Tarhib no. 105
عَنِ ابْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-
قَالَ « مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُمَارِىَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ لِيُبَاهِىَ
بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيَصْرِفَ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ فَهُوَ فِى النَّارِ
»
Dari
Abdulloh bin Umar rodhiyallohu ‘anhuma dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda ; “Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk mendebat orang-orang
bodoh, atau berbangga-bangga di hadapan para ulama atau memalingkan manusia
kepadanya maka dia di Neraka.” HR. Ibnu Majah dalam sunannya no. 262
dinilai Shohih lighoirihi oleh Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam Shohihut
Targhib wat Tarhib no. 109
Maka
untuk orang-orang yang niyatnya salah dalam menuntut ilmu inilah Alloh Ta’aala
mengatakan :
كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ
عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ
أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ.
“Engkau dusta,
engkau belajar ilmu supaya dibilang seorang ‘alim’, dan engkau membaca Al
Qur’an agar disebut ‘Qori’, dan itu telah dikatakan tentang engkau demikian.
Kemudian diperintahkan agar ia diseret dengan wajahnya hingga ia dicampakkan ke
dalam neraka.” HSR. Muslim dalam shohihnya no. 5032
Kedua,
menyembunyikan ilmu yang benar yakni tidak mau menerangkan kepada manusia
tentang ajaran Islam yang sebenarnya padahal ia mengetahuinya. Ia takut
jika
menerangkan ajaran Islam sebagaimana mestinya –yakni sesuai Al Qur’an dan
Sunnah- maka manusia akan lari dari sekelilingnya. Ia cemas jika berbagai jadwal
khuthbah Jum’at dan ceramah yang biasa ia berikan dikurangi atau dihilangkan
darinya. Bahkan ia pun merasa takut tak memiliki tempat tinggal, teman dan
pekerjaan jika harus menjelaskan ajaran Islam itu apa adanya kepada manusia.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- « مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ ثُمَّ كَتَمَهُ أُلْجِمَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ »
Dari
Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata : Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu yang ia ketahuinya
lalu ia menyembunyikannnya maka ia akan dikekang dengan tali kekang dari api
Neraka.” HR. Tirmdizi dalam sunannya no. 2861 dishohihkan oleh Syaikh Al Albani
rohimahulloh dalam Misykatul Mashobih no. 223
Meskipun
demikian, para Ahli Ilmu berpendapat bahwa menunda penyampaian karena adanya
mashlahat yang besar atau menyembunyikan pengetahuan dari mereka yang tidak
pantas untuk mendapatkannya bukanlah termasuk menyembunyikan ilmu yang
terlarang, wallohu a’lam.
Ketiga,
meninggalkan pengetahuan yang telah diketahuinya baik karena kelalaian atau
karena menghendaki kemashlahatan dunia daripada keselamatan akhirat.
Saudaraku,
Alloh dan Rosul-Nya memerintahkan kita menuntut ilmu sebelum kita berbicara dan
beramal adalah agar ia ( yakni ilmu itu ) menjadi pedoman kita dalam
mendapatkan keridhoan Alloh dan kecintaan-Nya. Maka berbahagialah jika kita
termasuk orang yang disibukkan dengan ilmu yang bermanfaat dan amalan yang sholeh. Dan
merugilah mereka-mereka yang telah memiliki pengetahuan yang benar tentang
agama ini lalu ia menyia-nyiakan atau meninggalkannya.
Renungilah Firman Alloh berikut :
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آَتَيْنَاهُ آَيَاتِنَا
فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ (175)
Dan bacakanlah kepada mereka
berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami , kemudian dia
melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaithon , maka
jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ
إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ
عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ
كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (176)
Dan kalau Kami menghendaki,
sesungguhnya Kami tinggikan nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung
kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya
seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu
membiarkannya dia mengulurkan lidahnya . Demikian
itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka
ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir. ( QS. Al A’roof ; 7 :
175-176 )
Keempat, mempelajari ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat bahkan
mendatangkan bahaya seperti sihir dan perdukunan, perbintangan dan lainnya.
Saudaraku,
sungguh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah meminta ilmu yang
bermanfaat dan memerintahkan umatnya untuk mencarinya. Beliau pun
berlindung dari ilmu yang tak bermanfaat dan memerintahkan umatnya untuk
memohon perlindungan kepada Alloh darinya. Maka merupakan sebuah kebinasaan
bagi mereka yang menyibukkan dirinya dengan ilmu-ilmu yang tidak membawa manfaat
bahkan membawa bahaya seperti sihir dan perdukunan, perbintangan, ilmu kalam
dan lainnya.
Berkata Imam Malik bin Anas
rohimahulloh :
لَوْ كَانَ الْكَلامُ عِلْمًا لَتَكَلَّمَ فِيْهِ
الصَّحاَبةُ وَالتَّابِعُوْنَ كَمَا تَكَلَّمُوْا فِيْ اْلأَحْكاَمِ وَ
الشَّرَائِعِ ؛ وَلَكِنَّهُ باَطِلٌ يَدُلُّ عَلَى بَاطِلٍ
“Seandainya ilmu kalam itu merupakan ilmu yang bermanfaat
niscaya para sahabat dan Taabi’in berbicara tentang hal itu sebagaimana mereka
berbicara tentang hukum dan syari’at. Akan tetapi ilmu kalam itu bathil yang
menunjukkan akan kebathilannya.” Al Baghowi dalam Syarhus Sunnah 1/217
Saudaraku, demikian di antara
perkara yang membahayakan orang-orang yang berilmu. Semoga Alloh membimbing
kita semua kepada ucapan dan amalan yang dicintai dan diridhoi-Nya, dan
melindungi kita semua dari apa-apa yang dibenci dan dimurkai-Nya, aamiin.
Catatan sederhana ini aku tulis di
Cibaruis, pada hari Selasa tanggal 9 Muharrrom 1433 H / 5 Desember 2011 M
Berkata Ibnu Mukhtar –seorang
hamba yang sangat membutuhkan ampunan dan rahmat Robbnya- mengakhiri catatan
sederhananya :
“Ya Alloh aku memohon kepada-Mu
ilmu yang bermanfaat, hati yang bertakwa, lisan yang jujur lagi pandai
bersyukur, dan amal yang diterima..Ya Alloh jadikanlah sisa umurku penuh
ampunan, kebaikan dan keberkahan dari-Mu..Ya Alloh selamatkanlah aku dan
jadikan aku termasuk penghuni surga-Mu, aamiin”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar