Jejak Salaf Dalam Mengisi Waktu
Al Hasan Al Bashri Rahimahullah berkata: “Wahai,
anak Adam. Engkau hanyalah hari-hari yang dikumpulkan. Setiap satu hari pergi,
sebagian dirimu juga pergi”. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2/382)
Beberapa riwayat dari Salafush Shalih yang menunjukkan
betapa fahamnya mereka terhadap kesempatan dan nilai waktu yang ada.
1. Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath Thabari
rahimahullah, pemilik tafsir yang sangat mashur, tafsir Ath Thabari. Beliau
seorang yang sangat mengagumkan. Seandainya kertas-kertas yang telah beliau
tulis dibagi pada umur beliau semenjak lahir, didapati bahwa beliau menulis
setiap harinya 60 lembar atau lebih! Ini perkara yang sangat menakjubkan!
[Ma’alim Fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hlm. 88, karya Syaikh Abdul Aziz bin
Muhammad bin Abdullah As Sud-han].
2. Imam Nawawi rahimahullah juga mengagumkan. Umur
beliau hanyalah sekitar 45 tahun, namun kitab-kitab karya beliau memenuhi
perpustakaan-perpustakaan umat Islam sekitar 20 jilid. Padahal setiap harinya,
beliau mengajar 12 mata pelajaran. [Ma’alim Fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hlm. 88].
Di antara karya beliau adalah Syarah Shahih Muslim, Al
Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, Tahdzibul Asma’ Wal Lughaat, Riyadhush Shalihin, Al
Adzkar, dan lain-lain.
3. Imam Az Zuhri rahimahullah, seorang imam yang
dikatakan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah : “Disepakati kebesaran dan
keahliannya”, dahulu beliau biasa mendatangi nenek-nenek, kakek-kakek, anak-anak,
gadis-gadis pingitan, anak kecil, orang tua, beliau bertanya kepada mereka,
mencari (ilmu) dari mereka, sehingga memiliki ilmu yang besar. [Ma’alim Fi
Thariq Thalabil ‘Ilmi, hlm. 90].
4. Imam Al Anmathi rahimahullah, seorang ahli hadits
Baghdad. Beliau menulis (menyalin) kitab Ath Thabaqat karya Ibnus Sa’ad dan
kitab Tarikh Baghdad, dengan tangannya. Seandainya kita kumpulkan juz-juz kedua
kitab itu, banyak di antara kita yang berat atau susah membawanya. [Ma’alim Fi
Thariq Thalabil ‘Ilmi, hlm. 91].
5. Imam Isma’il Al Jurjani rahimahullah. Beliau menulis
90 lembar setiap malam, dengan tulisan yang rapi. Beliau menulisnya
pelan-pelan. Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkomentar: “Ini, beliau
memungkinkan untuk menulis Shahih Muslim selama sepekan”. [Ma’alim Fi Thariq
Thalabil ‘Ilmi, hlm. 96]
==========
Lalu Bagaimana dengan kita??? Terutama yang MASIH MUDA,
SEHAT, SARANA PRASARANA MEMADAI, dan MASIH KUAT???
Oleh karena itulah seorang hamba hendaklah selalu
mengingat-ingat kenikmatan Allah yang berupa kesehatan, kemudian bersyukur
kepadaNya, dengan memanfaatkannya untuk ketaatan kepadaNya. Jangan sampai
menjadi orang yang rugi, sebagaimana Sabda Rasulullah, Dari Ibnu Abbas, dia
berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi wa sallam bersabda: “Dua kenikmatan, kebanyakan
manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhari,
no. 5933].
Maka sepantasnya hamba yang berakal bersegera beramal
shalih sebelum kedatangan perkara-perkara yang menghalanginya.
Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas,
bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa sallam bersabda menasihati seorang laki-laki
:
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ , شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ
, وَصِحَّتِكَ قَبْلَ سَقْمِكَ , وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ , وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ
, وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima
(keadaan). (Yaiutu) mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu,
cukupmu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu.
[HR Al Hakim di dalam Al Mustadrak; dishahihkan oleh Syaikh Al Albani di dalam
Shahih At Targhib wat Targhib 3/311, no. 3355, Penerbit Maktabul Ma’arif, Cet.
I, Th. 1421 H / 2000 M].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar