Keluar Flek Saat Hamil dan
Cara Pencegahannya
Ketika dokter kandungan mendiagnosis bahwa
Anda positif hamil, maka perasaan sukacita biasanya akan menyelimuti Anda dan
pasangan, apalagi bagi suami istri yang memang telah menanti-nantikan kehadiran
si buah hati.
Namun bagaimana perasaan seorang wanita yang
-sudah positif hamil- dan tiba-tiba kemudian mengalami spotting/ perdarahan. Panik,
gelisah, takut, bingung, adalah rangkaian perasaan yang wajar didapati.
Seorang calon ibu muda berumur 25 tahun,
sedang berbahagia atas kehamilannya yang telah berjalan beberapa bulan. Suatu
hari, ia mendapati adanya bercak darah di celana dalam yang dipakainya. Hal ini
belum pernah dialami sebelumnya. Bukankah keluar darah bila saat menstruasi
saja? Hatinya bertanya-tanya, sekaligus membuatnya sangat cemas. Takut terjadi
sesuatu dengan janin yang dikandungnya. Saat itu juga ia langsung menelepon
untuk membuat janji konsultasi dengan dokter kandungannya.
Keluar flek (bercak darah) dari vagina
tentu membuat seorang ibu hamil cemas dan bertanya-tanya, apalagi bila baru pertama
kali mengalaminya. Apakah flek tersebut adalah hal yang biasa saja? Ataukah
sebuah tanda bahaya? Nah,
hari ini saya akansharing tentang
perdarahan pada kehamilan…
Apa yang dimaksud dengan keluar flek?
Keluar flek (disebut juga spotting) adalah perdarahan
ringan yang bisa terjadi kapan saja pada saat hamil, terutama pada trimester
pertama. Sekitar 20% wanita hamil mengalami spotting pada trimester pertama. Hal ini bisa
jadi merupakan bagian alami dari kehamilan, namun perlu dipastikan dahulu bahwa
tidak terjadi komplikasi.
Perdarahan adalah tanda tersering dari
keguguran, sehingga setiap wanita hamil yang mengalami perdarahan dari vagina
harus segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Yang dilakukan oleh calon
ibu muda di atas sudah tepat. Jika Anda mengalami perdarahan banyak atau nyeri
hebat dan tidak dapat segera menemui dokter/ bidan, langsung datang ke Unit
Gawat Darurat (UGD) di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Jumlah darah yang keluar membedakan antara
flek dengan perdarahan. Keluar flek adalah keluarnya sedikit bercak darah dari
vagina berwarna merah atau kecoklatan, yang bisa jadi tidak sampai mengotori
celana dalam. Sedangkan perdarahan jumlahnya lebih banyak daripada flek, dan
mengotori celana dalam. Perdarahan jelas lebih serius daripada flek.
Keluar flek itu normal atau berbahaya?
Keluar flek itu normal atau berbahaya?
Bagaimana membedakan keluar flek yang
normal dan yang berbahaya? Jawabannya tergantung dari kapan terjadinya, jumlah
darah yang keluar, lamanya, dan gejala lain (misalnya nyeri perut, keluarnya
gumpalan darah atau jaringan, pingsan, lemas, demam). Flek darah yang dianggap normal adalah
bila terjadi pada trimester pertama, jumlahnya sedikit dan tidak berlangsung
lama (kurang dari 1 hari), serta tidak ada gejala lain.
Apa Penyebabnya?
Dengan mengetahui penyebab keluar flek/
perdarahan saat hamil, Anda dapat mengetahui gejala apa yang mesti dicari dan
kapan meminta bantuan kepada tenaga medis. Penyebab keluar flek/ perdarahan
berbeda pada setiap trimester. Perdarahan pada trimester pertama tidak selalu
berarti ada masalah. Penyebab yang tidak berbahaya misalnya:
·
Melekatnya sel telur yang sudah dibuahi ke dinding rahim. Hal
ini normal pada kehamilan. Jumlah darah yang keluar sangat sedikit.
·
Infeksi. Pada saat hamil mulut rahim dan vagina menjadi lebih
sensitif dan jika terjadi infeksi, bisa saja terjadi suatu peradangan setempat
dan menyebabkan spotting.
Dan spotting akan segera berhenti segera setelah
infeksi teratasi.
·
Hubungan seksual. Karena mulut rahim saat kehamilan menjadi
lebih lunak dan “dipenuhi” pembuluh darah di dalamnya, maka hubungan seksual
bisa saja menyebabkan suatu perdarahan kecil.
·
Perubahan hormon. Keluar flek yang disebabkan oleh perubahan
hormon saat hamil. Biasanya terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan, tetapi
pada sebagian wanita dapat menetap sampai akhir kehamilan.
Penyebab lain yang lebih serius pada trimester pertama yaitu:
·
Keguguran. Perdarahan vagina merupakan tanda awal keguguran,
disertai dengan nyeri perut.
·
Blighted ovum. Walaupun dari pemeriksaan ultrasonografi (USG) terlihat
tanda-tanda kehamilan di dalam rahim, namun embrio gagal berkembang sebagaimana
mestinya.
·
Kehamilan ektopik. Sel telur yang telah dibuahi menempel di
luar rahim. Yang tersering adalah menempel di tuba Falopi, sehingga tidak dapat
berkembang karena kekurangan nutrisi. Tandanya antara lain nyeri perut dan
perdarahan. Perdarahan akibat kehamilan ektopik sangat berbahaya karena bisa
mengancam nyawa ibu.
·
Kehamilan mola (mola hidatidosa) atau kehamilan anggur. Pada
keadaan ini, plasenta tidak terbentuk secara normal. Pada pemeriksaan USG dapat
terlihat bukan janin yang berkembang, tetapi jaringan abnormal.
Berbeda dengan trimester pertama, Anda perlu waspada bila
terjadi perdarahan dari vagina pada trimester kedua atau ketiga karena biasanya
menandakan adanya hal yang abnormal.
Penyebab perdarahan pada trimester kedua atau ketiga antara lain:
Penyebab perdarahan pada trimester kedua atau ketiga antara lain:
·
Luka pada leher rahim, misalnya akibat berhubungan seksual
atau pemeriksaan dalam yang terlalu kasar.
·
Penyakit pada vagina atau leher rahim, termasuk infeksi.
·
Mioma di rahim.
Penyebab yang lebih serius pada trimester kedua atau ketiga
biasanya karena kelainan plasenta, yaitu:
·
Plasenta previa: plasenta terletak di bagian bawah rahim
sehingga menutupi mulut leher rahim. Tanda utamanya adalah keluar darah
berwarna merah yang tidak disertai rasa nyeri, paling sering terjadi pada
trimester ketiga.
·
Abrupsio plasenta: sebagian atau seluruh plasenta terlepas
dari perlekatannya pada dinding rahim. Darah yang keluar bisa sedikit atau
banyak tetapi selalu disertai dengan nyeri perut hebat, paling sering terjadi
pada trimester ketiga.
·
Partus prematur: terjadinya pelebaran leher rahim pada kehamilan
20-37 minggu, disertai dengan kontraksi rahim.
·
Keguguran. Walaupun keguguran lebih banyak terjadi pada
trimester pertama, masih terdapat risiko keguguran pada trimester berikutnya.
Apabila perdarahan terjadi setelah usia kehamilan 28 minggu,
segera datang ke rumah sakit karena hal ini merupakan kedaruratan. Perdarahan
yang terjadi jumlahnya bisa banyak atau sedikit, dan disertai atau tanpa nyeri
perut. Jangan anggap remeh perdarahan ini karena perdarahan adalah salah satu
penyebab terbesar kematian ibu di Indonesia.
Bagaimana mencegahnya?
Bagaimana mencegahnya?
Bisa tidak ya kita mencegah supaya tidak
keluar flek? Tentunya dengan rajin kontrol ke dokter/ bidan sejak awal
kehamilan sehingga bisa mendeteksi dini adanya kelainan. Hindari rokok dan
narkoba karena merupakan faktor risiko terjadinya perdarahan saat hamil,
sekaligus juga tidak baik bagi kesehatan Anda secara umum. Nah, apabila Anda
mengalami keluar flek saat hamil, tenangkan diri Anda, sekaligus tetap waspada
terhadap adanya tanda-tanda bahaya di atas.
Bila Anda mengalaminya….
Apabila Anda mengalami keluar flek pada
trimester pertama, yang perlu Anda lakukan di rumah adalah berbaring, tenangkan
pikiran, banyak minum untuk mengganti darah yang keluar, dan untuk sementara
jangan melakukan hubungan suami-istri dulu. Perhatikan banyaknya pembalut yang
Anda pakai dan jumlah darah yang keluar apakah bertambah atau berkurang.
Setelah itu, berkonsultasilah kepada
dokter/ bidan. Berikan informasi selengkapnya, termasuk jumlah darah yang
keluar, jumlah pembalut yang telah Anda pakai, adanya bekuan darah/ jaringan
yang ikut keluar (bawalah bekuan darah/ jaringan tersebut untuk diperiksa),
serta adanya nyeri perut. Namun jika keluar flek atau perdarahan terjadi pada
trimester kedua atau ketiga, Anda harus segera datang untuk meminta pertolongan
medis, jangan ditunda-tunda!
Saatnya pergi ke UGD
Anda perlu langsung pergi ke Unit Gawat
Darurat (UGD) di rumah sakit jika mengalami tanda-tanda bahaya di bawah ini:
·
Perdarahan yang banyak, atau nyeri perut dan kontraksi yang
hebat
·
Keluar flek atau perdarahan yang sudah berlangsung lebih dari
24 jam, dan Anda tidak dapat menghubungi dokter
·
Pingsan, atau merasa sangat pusing dan lemas
·
Perdarahan yang disertai demam di atas 38,5oC
Pada perdarahan trimester pertama, pertama kali dokter akan
mencari apakah terjadi kehamilan ektopik, namun pada perdarahan trimester
berikutnya dokter akan terlebih dulu meyakinkan apakah keadaan Anda stabil atau
tidak akibat kehilangan darah. Selain pemeriksaan fisik, dilakukan juga
pemeriksaan laboratorium dan USG, tergantung dari kondisi Anda saat itu.
Tidak sedikit wanita yang mengalami
perdarahan pada awal kehamilannya. Ada yang hanya mengalami bercak kecoklatan
selama 1-2 hari, tapi ada juga yang berlangsung sedikit-sedikit sampe beberapa
minggu. Tapi mayoritas berakhir pada kehamilan yang sehat, dan kelahiran yang
normal. Tapi jika Anda ragu, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter
kandungan Anda!
REFERENSI:
1.
Leveno KJ, Cunningham FG, Gant NF, et al. Williams manual of
obstetrics. 21th ed. Singapore: Mcgraw-Hill (Asia), 2003.
2.
Mayo Clinic. Vaginal bleeding during pregnancy. www.mayoclinic.com
3.
E-medicine. Bleeding during pregnancy. www.emedicinehealth.com
5.
dan beberapa sumber tambahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar