Selasa, 23 April 2013

Keguguran dan Mitos Seputar Kuretase

Selama kehamilan, mungkin saja beberapa masalah mengintai tanpa sepengetahuan si ibu hamil. Bukan tidak mungkin gangguan laten berujung pada keguguran.
Patut diingat, 40 persen penyebab keguguran tidak disadari ibu hamil.
Penyebab keguguran antara lain kelainan pada calon janin, kelainan gen pembawa sifat dari istri dan atau suami yang menyebabkan kelainan calon janin. Dampak berikutnya, gangguan fungsi dan pertumbuhan lapisan dalam rahim (endometrium-red). Ini menyebabkan penempelan calon janin di dalam rahim tidak optimal. Akibatnya, calon janin tidak mampu bertumbuh layaknya janin lain.
Macam-macam Keguguran
Dr. Eva Roria Silalahi, SpOG(K) menerangkan, beberapa faktor penyebab gangguan di atas di antaranya kelainan hormon, gangguan nutrisi (penyakit yang mengganggu persediaan zat makanan janin misalnya anemia), penyakit infeksi toksoplasma, rubela, sitomegalovirus atau disebut torch.
Eva menyebut keguguran bisa dibedakan lima:
1. Keguguran yang mengancam
“Kondisi di mana janin masih utuh dan hidup tetapi mulai terjadi pendarahan. Mulut rahimnya masih mengatup. Dalam kondisi ini janin dapat bertahan dan diselamatkan,” terang Eva.
2. Keguguran yang sedang berlangsung
“Janin masih hidup tapi dalam perjalanan keluar dari mulut rahim. Akhirnya kemungkinan janin bertahan hidup perlahan lenyap, karena jaringan ari-arinya mulai terkelupas dari dinding dalam rahim. Mulut rahim mulai terbuka dan pendarahan terus berlangsung,” urai Eva lagi.
3. Keguguran komplet
Semua elemen sudah keluar dari rahim termasuk janin yang telah meninggal.
4. Keguguran yang tidak komplet
Janinnya keluar, tetapi masih ada sisa-sisa jaringan dan selaput yang tertinggal di ruang rahim. Yang tertinggal ini yang perlu dibersihkan dengan pertolongan kuretase.
5. Missed abortion
“Janinnya sudah meninggal delapan minggu lebih tetapi ibu hamil tidak tahu lalu menimbulkan pendarahan hebat dan membutuhkan tindakan kuretase. Janin sudah mangkat menimbulkan zat yang mengganggu kesehatan fisik ibu. Memicu pembekuan darah. Ketika dikuret, ada banyak darah mengucur,” demikian Eva menjelaskan.
Jika kondisi ini terjadi, kuretase salah satu langkah medis yang penting ditempuh. “Kuretase adalah tindakan membantu mengeluarkan janin yang tak bisa keluar secara keseluruhan dalam kondisi tidak normal. Biasanya terjadi karena bayi gugur, pada usia di bawah 20 minggu. Janin yang meninggal di bawah 20 minggu, tidak bisa keluar dengan sendirinya. Artinya, dia perlu dibantu agar bisa keluar,” ulas dokter kelahiran Sibolga, Sumatera Utara, 30 Juli.
Bukan berarti yang kehamilannya di atas 20 minggu, melahirkan secara normal pada waktunya, bebas dari kuretase. Ada kasus ibu hamil melahirkan normal, tapi dengan sisa ari-ari di dalam; akhirnya dokter membantu mengeluarkannya dengan kuretase.
  
Empat Langkah Preventif
Dalam kesempatan itu, Eva juga menepis mitos yang menyebut kuretase memiliki efek samping tidak hamil lagi. “Siapa bilang? Kuret tindakan membersihkan rongga rahim. Bila setelah dikuret, ibu tidak mengalami keluhan, seperti perdarahan berkepanjangan atau tidak haid seperti normalnya haid sebelum hamil, maka kuret tersebut tidak bermasalah. Kesempatan hamil masih terbuka,” tandasnya.
Kalau setelah dikuret ibu belum hamil lagi, bisa jadi ini karena gangguan hormon. Gangguan keseimbangan hormon bisa menjalar ke gangguan ovulasi yakni proses pelepasan sel telur matang dari indung telur untuk dibuahi sperma. Kalau sudah begini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.
Lalu apa kuret merupakan tindakan medis tanpa risiko sedikit pun? Tidak. Kembali ke premis semula, kuret adalah tindakan pembersihan. Artinya, jika pembersihan tidak tuntas, akan menyebabkan masalah baru berupa pendarahan. Cirinya, pendarahan berlangsung terus-menerus, warna darah merah segar dan banyak. Kondisi fisik ibu melemah, pucat, tekanan darah turun, dan denyut nadi meningkat.
Jika kuret bersih, ibu tak perlu khawatir. Yang perlu dilakukan ibu setelah kuret, mengantisipasi agar keguguran dalam bentuk apa pun tidak terjadi lagi. Caranya:
Hidup sehat dengan cukup istirahat, cukup makanan dan minuman bergizi.
Hindari kegiatan yang terlalu membebani.
Selalu berkonsultasi dengan dokter. Maksudnya, bila terjadi sesuatu yang mengganggu, ibu dan dokter bisa segera mendeteksi dan menempuh penanganan medis yang tepat.
Jangan menunda konsultasi sampai usia kandungan cukup lama. Begitu si ibu merasa hamil dan laboratorium menyatakan positif hamil, segera periksakan diri ke dokter. Ingat, kehamilan di usia muda, rentan gangguan perkembangan janin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar